Traveloka Dorong Pertumbuhan Pariwisata Berkelanjutan Berrkolaborasi dengan Akademisi dan Dinas Pariwisata
Perwakilan Traveloka, akademisi, dan Dinas Pariwisata daerah berfoto bersama pada forum diskusi mengenai studi dampak sosial-ekonomi Traveloka yang diselenggarakan di Politeknik Pariwisata Bali, pada 4 Desember 2023.-Istimewa -Traveloka
Selain itu, Traveloka juga berperan sebagai katalisator untuk mempromosikan bisnis lokal dan inklusi sosial di industri perjalanan dan pariwisata.
Traveloka telah meningkatkan visibilitas bisnis, aktivitas pariwisata lokal, dan minat serta apresiasi terhadap warisan budaya.
Studi ini mencatat bahwa 67 persen pelaku usaha yang berlokasi di destinasi yang kurang populer melaporkan adanya tren positif dalam hal kunjungan ke bisnis mereka setelah bermitra dengan Traveloka.
Arief Bonafianto, Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah Kota Bandung, menyampaikan bahwa kota Bandung sedang berupaya untuk menyesuaikan kebijakan dan program pengembangan pariwisata daerah dan provinsi.
“Kami berharap melalui forum diskusi semacam ini, kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta semakin terjalin terutama sebagai masukan bagi kami dalam merumuskan arah kebijakan pariwisata untuk memajukan perekonomian daerah. Serta yang perlu dikaji ulang adalah pemindahan bandara ke kertajati kalau kita fokus terhadap Kota Bandung," harap Arief Bonafianto.
Traveloka juga memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkenalkan standar Global Sustainable Tourism Council (GSTC) kepada mitra bisnis lokal.
Traveloka menunjukkan komitmennya untuk berkontribusi lebih lanjut pada pariwisata berkelanjutan dengan menjalin kemitraan strategis dengan berbagai institusi dan lembaga terkemuka seperti GSTC.
Sejak 2022, Traveloka telah melakukan pelatihan sertifikasi GSTC bagi para pelaku pariwisata, terutama bagi mitra di industri akomodasi.
Sampai saat ini, sudah ada 110 mitra akomodasi di tiga negara di Asia Tenggara yang telah mengikuti serangkaian sesi pelatihan yang diselenggarakan oleh Traveloka.
Survei internal pengguna Traveloka mengenai produk keberlanjutan juga menunjukkan bahwa 88 persen pengguna yang disurvei di Indonesia mengapresiasi pilihan untuk mengurangi jejak karbon mereka saat memesan penerbangan di aplikasi Traveloka.
Selain itu, 80 persen responden mengatakan bahwa mereka akan lebih memilih akomodasi yang menerapkan praktik keberlanjutan.
Rangkaian diskusi ini telah diselenggarakan secara berturut-turut di Politeknik Negeri Bali, Politeknik Pariwisata NHI Bandung, dan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Kegiatan ini juga menghadirkan akademisi dari masing-masing universitas sebagai narasumber. Beberapa nama yang tercatat adalah Prof. Ni Made Ernawati, MATM., Ph.D., Kepala Program Studi Perencanaan Pariwisata Politeknik Negeri Bali, R.Anggi Supriadi, M.M.Par SST.Par., dosen Politeknik Pariwisata NHI Bandung, dan M Sidiq Wicaksono, dosen Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Mereka membahas beberapa topik yang relevan dengan daerah masing-masing, seperti kondisi terkini pariwisata daerah, peran digitalisasi dalam mendorong pemulihan sektor pariwisata daerah, dan peran penting platform Traveloka dalam memajukan ekonomi daerah melalui sektor pariwisata.
Dengan forum diskusi ini, Traveloka kembali menegaskan posisinya sebagai platform travel terdepan yang fokus pada inovasi digitalisasi pariwisata dan peningkatan kualitas untuk pariwisata berkelanjutan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

