Kenapa Generasi Z Mulai Suka Investasi Emas? Ternyata Ini Alasannya!
Kenapa Generasi Z Mulai Suka Investasi Emas? Ternyata Ini Alasannya!-Kaboompics.jpg-pexels.com
Menurut survei yang dilakukan oleh berbagai platform investasi digital, minat Gen Z terhadap emas terus meningkat dalam lima tahun terakhir.
Dibanding generasi milenial atau baby boomer, Gen Z cenderung lebih cepat adaptif terhadap teknologi, sehingga lebih percaya diri mencoba investasi berbasis aplikasi.
Selain itu, dari sisi perilaku keuangan, Gen Z menunjukkan preferensi terhadap aset yang tahan krisis dan likuid, dua ciri khas utama dari investasi emas.
BACA JUGA:7 Aplikasi Investasi Emas Terbaik 2025: Mana yang Paling Cuan dan Aman?
Cara Gen Z Mulai Berinvestasi Emas
1. Gunakan Platform Digital Favorit
Beberapa platform populer yang digunakan Gen Z untuk berinvestasi emas antara lain:
- Pluang: bisa beli emas mulai dari 0,01 gram.
- Pegadaian Digital: menawarkan fitur tabungan emas dengan harga kompetitif.
- BRI Brimo: menyediakan layanan beli emas batangan lewat fitur mobile banking.
2. Mulai dari Nominal Kecil
Salah satu keuntungan besar dari emas digital adalah kamu bisa memulainya dengan modal kecil. Gen Z banyak yang memulai dari Rp10 ribuan atau sekitar 0,01 gram emas. Ini menjadikan investasi lebih inklusif dan nggak terasa berat di awal.
3. Konsisten Menabung Emas Setiap Bulan
Banyak Gen Z menerapkan strategi menabung emas bulanan, mirip seperti nabung di celengan tapi versi digital. Konsistensi ini penting untuk membentuk kebiasaan investasi yang sehat dan terarah.
4. Pantau Harga Secara Berkala
Walau terbilang stabil, harga emas tetap mengalami fluktuasi. Gen Z yang cermat biasanya memantau harga harian melalui aplikasi sebelum memutuskan beli atau jual.
BACA JUGA:Begini Cara Jual Kembali Emasmu. Buyback Emas di Pegadaian dengan Mudah!
Tantangan dan Harapan Investasi Emas bagi Gen Z
1. Minimnya Edukasi Finansial Formal
Salah satu kendala terbesar adalah kurangnya edukasi finansial di bangku sekolah. Banyak Gen Z yang belajar investasi secara otodidak dari media sosial, yang kadang informasinya kurang akurat atau bias.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

