Disway award
iklan banner Honda atas

Sopir Truk Mogok Massal Tolak UU ODOL, Harga Sayuran di Pekalongan Sempat Tinggi

Sopir Truk Mogok Massal Tolak UU ODOL, Harga Sayuran di Pekalongan Sempat Tinggi

Imbas sopir truk mogok massal saat aksi tolak UU ODOL, harga sayuran di sejumlah pasar tradisional sempat naik tinggi. Harga sayuran saat ini berangsur normal paska distribusi kembali lancar.-Hadi Waluyo-

KAJEN, RADARPEKALONGAN.CO.ID - Imbas sopir truk mogok massal untuk menolak UU ODOL pada hari Jumat, 20 Juni 2025, harga sejumlah komoditas sayuran di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Pekalongan mengalami lonjakan cukup tinggi. 

Pasalnya, tidak ada sayuran yang masuk ke pasar tradisional dari daerah atas (Banjarnegara dan sekitarnya, red).

Namun, paska aksi mogok sopir berakhir, harga sayuran saat ini kembali berangsur normal. 

"Sayuran sudah berangsur normal kembali. Stok sudah mulai masuk lagi," tutur Idah (55), pedagang sayuran di Pasar Kedungwuni, Minggu, 22 Juni 2025.

Baca juga:Tolak UU ODOL, Komunitas Sopir Truk Pekalongan Mogok di Pantura IBC Wiradesa Pekalongan

Pada hari Jumat dan Sabtu lalu, harga sayuran dan buah-buahan mengalami lonjakan tajam. 

Kenaikan harga ini imbas dari terganggunya distribusi akibat aksi mogok sopir truk yang terjadi di berbagai wilayah, khususnya di Jawa Tengah.

Novi, salah satu pedagang sayur di Pasar Kajen, Sabtu, 21 Juni 2025, menyebutkan, hampir semua jenis sayuran mengalami kenaikan harga secara drastis. 

“Hampir semua naik hampir tiga kali lipat. Daun bawang biasanya saya jual Rp7.000 per kilo, sekarang jadi Rp25.000,” ujarnya.

Selain daun bawang, komoditas lain yang turut naik antara lain tomat dari Rp18.000 menjadi Rp25.000 per kilogram, dan cabe rawit dari Rp25.000 menjadi Rp40.000.

Selain itu, cabe merah keriting dari Rp35.000 menjadi Rp55.000, kobis dari Rp5.000 menjadi Rp15.000, dan wortel dari Rp8.000 melonjak menjadi Rp20.000 per kilogram.

Kondisi ini, kata Novi, membuat aktivitas jual beli di pasar menjadi sepi. 

“Pembeli banyak yang mengeluh karena harga terlalu tinggi dan naiknya mendadak. Kami sebagai pedagang juga pusing, karena sayur mudah membusuk dan uang jadi sulit berputar,” tuturnya.

Ia berharap, pemerintah segera mengambil langkah cepat untuk menanggapi situasi ini agar harga kembali stabil. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: