Sejumlah Debitur Kredit Macet di BPR BKK Kabupaten Pekalongan Mulai Bayar Cicilan, Capai Sekitar Rp 5 Miliar
PT. BPR BKK Kabupaten Pekalongan--
RADARPEKALONGAN.CO.ID - Upaya penyelamatan aset PT BPR BKK Kabupaten Pekalongan mulai menunjukkan hasil positif. Sejumlah debitur yang sebelumnya menunggak kredit kini mulai melakukan pembayaran kembali.
Diketahui sebelumnya PT BPR BKK Kabupaten Pekalongan mengalami kredit macet yang cukup fantastis yaitu Rp 150 Miliar. Bahkan adanya kredit macet yang diakui oleh Sekda, Yulian Akbar dan Wakil Bupati Pekalongan, Sukirman tak sedikit membuat nasabah was was, sehingga langsung mengambil tabungan yang ada di BPR BKK Kabupaten Pekalongan.
Namun demikian, banyak juga para debitur yang macet berusaha memenuhi kewajiban dengan mulai menutup kredit macet tersebut.
Pihak ketiga yang ditunjuk sebagai penagih (debt collector) oleh BPR-BKK Kabupaten Pekalongan, Sakdullah, mengungkapkan bahwa total kredit macet yang mulai dikembalikan oleh para debitur sejak tahun 2024 telah mencapai sekitar Rp 5 miliar.
"Kami mencatat ada sejumlah debitur yang mulai menunjukkan itikad baik dengan melakukan pembayaran. Sampai sekarang jumlahnya kurang lebih Rp 5 miliar," ujarnya.
Menurutnya, nilai tersebut memang masih relatif kecil dibandingkan total kredit macet yang membebani BPR-BKK Kabupaten Pekalongan. Dari catatan yang ada, jumlah kredit macet mencapai sekitar Rp 150 miliar.
"Kalau dilihat dari total kredit macet yang ada, masih jauh. Tapi ini langkah awal yang patut diapresiasi karena menunjukkan ada gerakan positif dari debitur," jelas Saidullah.
Ia menambahkan, proses penagihan dilakukan dengan pendekatan persuasif. Debitur diminta untuk menunaikan kewajiban sesuai kemampuan, agar tidak semakin membebani perusahaan daerah.
"Kami tidak serta-merta melakukan tindakan tegas. Yang utama adalah debitur memiliki kesadaran untuk mulai membayar," katanya.
BPR-BKK Kabupaten Pekalongan sendiri saat ini tengah berupaya keras untuk memperbaiki kondisi keuangan perusahaan. Salah satunya serta penagihan kredit macet yang selama ini menjadi masalah utama.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

