Muhammadiyah dan NU Bersatu dalam Pengajian Akbar, Simbol Harmoni Umat di Kabupaten Pekalongan
--
RADARPEKALONGAN.CO.ID - Suasana penuh kehangatan dan persaudaraan terasa di Lapangan Desa Karangdowo, Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, saat dua organisasi Islam terbesar di Indonesia — Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) — duduk berdampingan dalam satu majelis. Untuk pertama kalinya, keduanya bersatu dalam Pengajian Ahad Pagi yang digagas oleh Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Pekajangan bekerja sama dengan tokoh dari kedua ormas, belum lama ini.
Ribuan jamaah dari berbagai daerah hadir sejak pagi. Acara diawali dengan lantunan sholawat merdu dari Tim Hadroh Dhuror Desa Karangdowo, yang menghadirkan suasana religius nan teduh. Pengajian ini menghadirkan dua ulama besar: Prof. Dr. KH. Syam’ani Sya’roni, M.Ag dari NU dan Drs. KH. Mulyono Kastari dari Muhammadiyah, keduanya menyampaikan pesan-pesan kebersamaan dan kedamaian di tengah masyarakat.
Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Karangdowo, Ir. H. Supriyadi, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan lintas ormas ini.
“Ini momentum bersejarah, di mana dua tokoh dari Muhammadiyah dan NU bersama-sama mengisi satu panggung dakwah. Semoga menjadi langkah awal mempererat ukhuwah Islamiyah di masyarakat,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan, PRM Karangdowo masih terus berbenah dan belum memiliki Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Saat ini, seluruh kegiatan keagamaan masih terpusat di Gedung Dakwah Muhammadiyah sebagai sarana pembinaan dan pelayanan sosial warga.
Ketua PCM Pekajangan, H. Abdul Shomad, SE, menambahkan bahwa sinergi antarormas merupakan kunci menjaga keutuhan bangsa.
“Persaudaraan tidak cukup hanya dibicarakan, tetapi harus diwujudkan. Jika Muhammadiyah dan NU berjalan bersama, maka permasalahan bangsa akan lebih mudah dihadapi,” tegasnya.
Ia pun berharap agar semangat kebersamaan ini tidak berhenti di satu kegiatan saja.
“Jangan sampai kehangatan ini hanya sementara. Mari kita rawat terus rasa saling menghormati antara dua ormas besar ini,” tambahnya.
Dalam ceramahnya, KH. Mulyono Kastari, yang juga Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Pekalongan, menekankan pentingnya kesabaran dan sikap positif dalam menghadapi kehidupan.
“Setiap perubahan adalah bagian dari takdir Allah. Jangan terlalu banyak mengeluh, karena keluh kesah hanya melemahkan semangat. Belajarlah bersyukur atas hal-hal baik yang sering kali kita lupakan,” pesannya.
Beliau mengibaratkan kehidupan seperti lampu lalu lintas, di mana manusia sering kali hanya fokus pada ‘lampu merah’ atau ujian hidup, dan melupakan ‘lampu hijau’ berupa nikmat dan kemudahan.
“Kalau hati dipenuhi rasa syukur, hidup akan tenang. Tapi kalau yang diingat hanya kesulitan, maka semangat akan padam,” jelasnya.
Sementara itu, Prof. Dr. KH. Syam’ani Sya’roni, M.Ag, Guru Besar UIN KH. Abdurrahman Wahid, mengajak umat Islam untuk terus memperkuat tiga jenis ukhuwah: Islamiyah (persaudaraan sesama Muslim), Basyariyah (persaudaraan sesama manusia), dan Wathaniyah (persaudaraan kebangsaan).
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
