Teman Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah: Kisah Abu Bakar Ash Shiddiq yang Menginspirasi
Teman Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah: Kisah Abu Bakar Ash Shiddiq yang Menginspirasi-Fabien Bazanegue / Unsplash-
Abu Bakar memutuskan untuk memeluk agama Islam atas ajakan Nabi Muhammad SAW. Dan dia memperluas dakwah Nabi SAW kepada Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair in Awwam, Sa’ad bin Abi Waqas dan tokoh-tokoh terkenal Islam lainnya.
Abu Bakar juga mengajarkan ajaran Islam kepada keluarganya, namun hanya satu istrinya yang bersedia menjadi Muslimah, yaitu Ummu Ruman. Istrinya yang lain, Qutaylah binti Abdul Uzza, dan anaknya, Abd Rahman bin Abu Bakar, menolak untuk ikut ajaran Islam.
Di momen hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah pada tahun 622 Masehi, Abu Bakar adalah satu-satunya orang yang menemaninya.
BACA JUGA: Yakin Ucapan adalah Doa: Belajar Ilmu Parenting dari Kisah Imam Besar Masjidil Haram
Kisah Kekhalifahan Abu Bakar Ash Shiddiq
Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, tidak ada yang bisa menggantikan posisi beliau sebagai Nabi. Namun, tetap ada yang bisa menggantikan posisi beliau sebagai pemimpin umat Muslim.
Saat Rasulullah SAW sakit sebelum wafat, Abu Bakar selalu ditunjuk untuk mengimami Shalat. Bahkan setelah Rasulullah SAW wafat, Abu Bakar terus diindikasikan sebagai penerus perjuangan Nabi Muhammad SAW mengajarkan ajaran agama Islam.
Beliau adalah orang tertabah saat menghadapi kepergian Nabi Muhammad SAW.
Permusyawaratan antara pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di Madinah menghasilkan sebuah keputusan yang menetapkan Abu Bakar Ash Shiddiq sebagai pemimpin baru umat Islam dan Khalifah pertama pada tahun 632 Masehi.
Di awal masa kekhalifahannya, Abu Bakar menemukan beberapa konflik yang mengancam persatuan di antara umat Islam. Misalnya saja beberapa suku Arab yang menentang kekhalifahan baru, ada yang menolak membayar zakat meski menerima Islam, dan ada juga yang kembali pada agama lamanya menyembah berhala.
Dari situ, Abu Bakar menyatakan perang terhadap kaum-kaum itu dan lantas perang in disebut dengan Perang Ridda.
Perang terbesar dari seri perang Ridda adalah peperangan menghadapi Ibnu Habib al-Hanafi yang lebih dikenal dengan Musailamah al-Kazab atau Musailamah si Pembohong. Julukan itu merekat padanya karena dia mengaku sebagai Nabi baru, penerus Nabi Muhammad SAW.
Namun pasukan Musailamah bisa dikalahkan pada perang Akraba oleh pertempuran melawan Khalid bin Walid. Musailamah sendiri mati terbunuh di tangan Al Wahsyi.
Dalam seri pertempuran yang sulit dimenangkan itu, Abu Bakar Ash Shiddiq kehilangan banyak para penghafal Al-Quran. Kemudian sahabat Umar meminta Ab Bakar untuk mengumpulkan setiap kolksi dari Al-Quran.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
