Disway award
iklan banner Honda atas

Berkarya dari Balik Jeruji Besi, Warga Binaan Lapas Pekalongan Produksi 50 Baju Koko Pesanan DMA Collection

Berkarya dari Balik Jeruji Besi, Warga Binaan Lapas Pekalongan Produksi 50 Baju Koko Pesanan DMA Collection

Warga Binaan Lapas Kelas IIA Pekalongan menjahit baju koko pesanan dari DMA Collection di bengkel kerja menjahit lapas setempat. -Dok/Lapas Pekalongan-

PEKALONGAN, RADARPEKALONGAN.CO.ID – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Pekalongan terus menunjukkan komitmennya dalam memberikan pembinaan kemandirian bagi warga binaan.

Salah satu kegiatan produktif yang saat ini tengah berjalan adalah pembuatan 50 potong baju koko pesanan dari DMA Collection, yang dikerjakan langsung oleh 23 orang warga binaan di bengkel kerja menjahit Lapas Pekalongan.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program pembinaan kemandirian yang rutin dilaksanakan Lapas Pekalongan, khususnya dalam bidang keterampilan menjahit. 

Melalui program ini, warga binaan tidak hanya mendapatkan pelatihan teknis menjahit, tetapi juga dibimbing untuk memahami aspek kerapian, kualitas, serta tanggung jawab terhadap pesanan yang dikerjakan.

BACA JUGA:Lapas Pekalongan Bekali Warga Binaan dengan Seminar Penghidupan: Siapkan Masa Depan Mandiri Pasca-Bebas

BACA JUGA:Kalapas Pekalongan Teguh Suroso Pimpin Kontrol Menyeluruh, Pastikan Layanan Optimal

Kepala Lapas Kelas IIA Pekalongan, Teguh Suroso, mengapresiasi semangat para warga binaan yang terlibat dalam kegiatan ini.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin menumbuhkan semangat produktif dan memberikan bekal keterampilan agar warga binaan siap mandiri setelah kembali ke masyarakat,” ujar Teguh.

Lebih lanjut, Teguh menambahkan bahwa kerja sama dengan dunia usaha seperti DMA Collection menjadi bentuk dukungan nyata bagi keberhasilan program pembinaan di Lapas. 

Melalui kolaborasi ini, hasil karya warga binaan dapat dikenal lebih luas oleh masyarakat dan sekaligus memberikan pengalaman kerja yang bernilai bagi mereka.

Pembuatan baju koko ini juga menjadi sarana pembinaan karakter, karena setiap warga binaan dilatih untuk bekerja sama, disiplin terhadap waktu, dan menjaga kualitas hasil jahitan. 

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri warga binaan sekaligus menjadi contoh bahwa proses pembinaan di Lapas mampu menghasilkan karya yang bernilai jual.

Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, Lapas Kelas IIA Pekalongan berkomitmen untuk terus mengembangkan berbagai program pembinaan kemandirian lainnya bagi warga binaannya.

Pembinaan kemandirian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi serta mendukung reintegrasi sosial warga binaan setelah selesai menjalani masa pidana.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait