iklan banner Honda atas

Dinsos Minta Warga Tak Menerima Beras Bantuan Berkutu dan Bau

Dinsos Minta Warga Tak Menerima Beras Bantuan Berkutu dan Bau

KURANG LAYAK - Terlihat beras yang diduga berasal dari BPNT Provinsi tahap 2 dalam kondisi buruk dan terdapat ulat.

BATANG - Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Batang meminta masyarakat di wilayah setempat secara tegas menolak pemberian program bantuan sosial berupa sembako yang memiliki kualitas buruk.

"Sebagai pembelajaran kejadian yang sudah sudah, saya harap masyarakat berani menolak atau mengembalikan sembako dari Bumdes yang memiliki kualitas jelek," ujar Kepala Dinsos Kabupaten Batang, Joko Tetuko, kemarin.

Masyarakat penerima manfaat, kata dia, bisa meminta ganti sembako yang lebih bagus apabila sembako yang diterima sebelumnya memiliki kualitas buruk. "Jangan mau rugi, silahkan minta ganti sama Bumdes yang menyediakan pasokan sembako tersebut," katanya.

Ia juga menekankan kepada sejumlah BUMDes di wilayah Kabupaten Batang agar benar benar memperhatikan kualitas sembako yang akan dibagikan kepada masyarakat penerima manfaat.

"Saya tegaskan agar Bumdes harus memperhatikan dan menjaga kualitas sembako benar benar bagus. Jangan kecewakan masyarakat, kasihan," tegasnya.

Hal itu sekaligus menanggapi adanya kabar bahwa bantuan pangan non tunai (BPNT) Provinsi tahap 2 untuk warga Desa Lebo, Kecamatan Gringsing pada awal bulan Juli kemarin mengalami masalah.

Dikutip dari laman https://seputarkendal.com, bahwa masyarakat penerima Bansos paket sembako mengeluh, lantaran kualitas beras yang diterima dalam kondisi jelek. Selain bau tak sedap, beras seberat 10 kilogram itu terdapat banyak ulat dan berkutu.

Joko Tetuko tidak mau banyak berkomentar, dikarenakan kewenangannya ada pada BUMDes setempat.

"Saya belum cek ke lapangan terkait kasus ini. Adapun bantuan itu dimungkinkan dari provinsi, jadi kita tidak bisa ikut campur, lebih jelasnya ke Bumdes setempat saja," ucapnya.

Salah satu warga penerima manfaat BPNT, Taufik mengakui, paket sembako berupa beras yang diterimanya memiliki kualitas memprihatinkan. Seperti terdapat banyak ulat dan berkutu serta mengeluarkan bau tak sedap.

"Sudah biasa kalau bantuan itu kualitasnya pasti jelek, jadi kita hanya bisa pasrah saja meski kualitas berasnya tak laik konsumsi, ada yang tetap dimakan ada pula yang dibuat pakan ayam, karena tidak berani mengkonsumsinya. Kalau boleh meminta sih mending uang tunai aja, dari pada paket sembako tapi ndak layak dimakan," jelas Taufik.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: