Tantangan Guru dalam Era Digital
Perkembangan teknologi digital saat ini begitu cepat dan dinamis yang lambat laun bisa mempengaruhi dan bahkan mengubah gaya hidup masyarakat. Kemajuan di bidang teknologi ini sangat berdampak terhadap berbagai aspek. Aspek tersebut diantaranya di sektor ekonomi sosial dan pendidikan. Pada tahun 2019, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan Program Digitalasasi sekolah. Program digitalisasi sekolah harus didukung dan ditindaklanjuti dengan peningkatan kompetensi guru, khususnya di bidang penguasaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Hal ini karena guru merupakan penentu keberhasilan sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajaran guna mempercepat terciptanya sumber daya manusia Indonesia yang unggul.
Loncatan kemajuan teknologi digital ini menjadi tantangan berat bagi guru. Pada era sekarang, guru harus mampu memanfaatkan teknologi digital untuk mendesain pembelajaran yang kreatif. Guru yang lebih banyak berperan sebagai fasilitator harus mampu memanfaatkan teknologi digital yang ada untuk mendesain pembelajaran kreatif yang memampukan siswa aktif dan berpikir kritis. Guru juga dituntut menjadi inspirasi para siswa dalam menerapkan pola pikir dalam pengembangan diri mereka.
Apalagi siswa saat ini termasuk generasi Z yang lahir di era teknologi digital. Smartphone, sosial media, serta beragam aplikasi menarik telah menjadi gaya hidup para generasi Z. Informasi dan teknologi telah menjadi bagian dari kehidupan para generasi ini karena akses yang terbuka luas terhadap segala macam informasi. Para generasi Z melakukan aktifitas bermain, belajar, dan bekerja dengan menggunakan gadget, komputer, atau laptop. Mereka sangat mahir berselancar didunia maya dengan memanfaatkan internet. Seolah memiliki kehidupan sendiri, dampak internet dan gadget sangat besar bagi pembentukan karakter generasi ini. Oleh karena itu para generasi Z harus dipersiapkan baik mental, pengetahuan, maupun karakternya agar tidak salah arah dalam memanfaatkan perkembangan teknologi yang sangat cepat melalui sistem pendidikan yang tepat.
Generasi Z cenderung lebih mandiri dalam belajar, mereka dapat mencari materi yang sedang dipelajari sendiri tanpa harus disuapi oleh guru. Guru berperan sebagai fasilitator serta mendukung minat siswa. Seluruh aktivitas pembelajaran harus melibatkan partisipasi aktif siswa. Guru diharapkan dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi materi melalui berbagai sumber belajar. Kebebasan berpendapat terkait dengan substansi pelajaran maupun proses pembelajaran dapat mengasah kemampuan berfikir kritis dan menciptakan suasana belajar yang nyaman serta kondusif. Pembelajaran untuk generasi Z harus disesuaikan dengan karakteristik yang melekat pada mereka.
Pola pendidikan dengan sasaran generasi Z harus mengikuti karakteristik mereka yang kental dengan dunia teknologi serta internet. Sejak kecil generasi Z telah dikenalkan dengan gadget, internet, youtube, dan sosial media sehingga mereka tumbuh dengan memanfaatkan internet sebagai sumber pengetahuan dan interaksi sosial. Pola pendidikan untuk siswa generasi Z akan berbeda dengan generasi sebelumnya, mereka tidak bisa diajarkan dengan menggunakan metode yang konvensional seperti ceramah saja. Melalui kemajuan teknologi yang pesat segala macam informasi dan pengetahuan tidak hanya didapatkan dari guru semata, melainkan telah tersedia secara lengkap didalam gadget kecil dengan memanfaatkan jaringan internet. Proses pembelajaran dengan sentuhan teknologi digital menjadi pilihan terbaik bagi para pendidik untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan serta mendorong kreativitas mereka.
Guru harus bisa masuk kedalam dunia siswa yang terbiasa dengan dunia digital. Guru harus memiliki kreativitas dalam kegiatan belajar mengajar. Ide kreatif yang muncul dari seorang guru sangat dibutuhkan untuk memberi perubahan pada proses belajar-mengajar menjadi lebih menarik dan mendorong semangat siswa. Di era teknologi digital, ide pembelajaran bisa dikembangkan dengan memanfaatkan teknologi dan internet, karena umumnya generasi muda sekarang lebih menyukai hal-hal yang kekinian. Guru dapat mengembangkan metode pembelajaran yang interaktif dan menyenangkan.
Peran guru sebagai inovator dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Seorang inovator harus bisa meningkatkan kemampuan dirinya, meliputi kemampuan teknologi yang mendukung terbentuknya inovasi dan penyesuaian, adanya kreativitas yang muncul dari gagasan-gagasan baru. Seorang inovator adalah orang yang berhasil memanfaatkan peluang dan merealisasikan gagasan yang ada untuk dikembangkan.
Guru juga harus bisa memberikan contoh-contoh yang relevan dalam kehidupan sehari-hari kepada siswa. Dengan melakukan riset sederhana untuk mengetahui apakah ada hal yang bisa dijadikan contoh berkaitan dengan materi yang akan disampaikan. Materi yang interaktif akan membuat siswa lebih mudah menangkap materi pembelajaran yang disampaikan.
Selain itu Guru juga harus bisa terbuka akan perubahan teknologi informasi. Dengan menggunakan teknologi tidak hanya efektif dalam kegiatan mengajar, tetapi juga untuk lebih memudahkan para siswa dalam hal komunikasi dengan guru. Generasi saat ini sangat cepat mempelajari teknologi, mereka mampu mengoperasikan berbagai perangkat untuk menunjang kegiatannya. Demi menyeimbangkan diri dengan perkembangan siswa yang aktif menggunakan teknologi, guru harus terus belajar dan memahami teknologi yang sifatnya dinamis karena guru dituntut untuk terus belajar sepanjang hayat.
Penulis
Handy Avan, S.Pd
Guru Teknik Audio Video
SMKN 1 Warungasem
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: