Bukan Pelajar, Sanlat Masjid Agung Malah Diikuti Para Kiai Kampung
KENDAL - Tak seperti umumnya pesantren kilat (sanlat) yang biasanya diikuti remaja atau pelajar, sanlat yang digelar Masjid Agung Kendal justru menjadikan para kiai dan masyarakat umum sebagai pesertanya. Materinya pun bukan main, dari ngaji kitab, tafsir Alquran sampai fiqih.
Pesantren kilat di Masjid Agung Kendal tersebut digelar selama 21 hari dengan bimbingan langsung Pengasuh Ponpes Raudlatul Mutaalimin Kendal, Kiai Muhamad Farid Fat. Kajian Alquran dan fiqih tersebut diikuti 500 santri yang terdiri dari 60 persen kiai kampung dan sisanya masyarakat yang datang dari berbagai daerah bahkan dari luar Kendal.
"Pesantren kilat dilakukan setahun sekali hanya di bulan Ramadan, hanya 21 hari," kata Pengasuh Ponpes Raudlatul Mutaalimin Kiai Muhammad Farid Fad atau yang akrab disapa Gus Fat, Sabtu (23/4/2022).
Gus Fat mengungkapkan, kegiatan ini dilakukan sudah turun temurun sejak ayahnya masih hidup. Ia hanya meneruskan saja. Bahkan pesantren kilat Ramadan merupakan jejak dari tradisi para ulama terdahulu dalam mengkaji dan mendalami kitab kuning. Dengan mengaji kitab kuning secara otomatis keilmuan agamanya akan bertambah.
"Orang yang mempunyai ilmu agama tinggi akan mempunyai rasa toleransi yang tinggi," ujarnya.
Gus Fat menambahkan, bahwa acapkali setiap persoalan yang ada di masyarakat justru penyelesaian jawabanya ada di kitab kuning. Artinya laku hidup umat Islam harus merujuk pada kitab kuning. "Hal ini dikarenakan, kitab kuning dianggap dokumen paling otoritatif, bahkan isinya tidak perlu untuk dipertanyakan kembali," tukasnya.
Salah seorang santri, Qomarudin mengatakan, kegiatan pesantren kilat hanya dilakukan pada bulan Ramadan dan sudah berjalan 21 hari sebagai puncaknya khataman Alquran.
"Setelah khataman berati selesai sudah dan akan dilanjutkan tahun depan pada bulan Ramadan," katanya.
Peserta lainnya, Johan, mengaku lebih damai dan bertambah ilmunya setelah mengikuti pesantren kilat ini. Keberadaan kitab kuning tak sekadar menjadi bahan bacaan wajib bagi para santri di pesantren.
"Tetapi juga difungsikan sebagai referensi utama dalam menjawab serta menyikapi segala problem kehidupan yang dihadapi manusia, terutama umat Islam sendiri," jelasnya. (lid)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
