Sistem Proporsional Terbuka Dianggap Paling Tepat, Rizal Bawazier : Biarkan Rakyat Memilih Wakilnya Sendiri

Sistem Proporsional Terbuka Dianggap Paling Tepat, Rizal Bawazier : Biarkan Rakyat Memilih Wakilnya Sendiri

BATANG - Sistem pemilu proporsional terbuka dinilai paling tepat untuk diterapkan pada pemilihan umum (Pemilu) serentak 2024 mendatang.

Dengan sistem ini, pemilih dapat secara langsung memilih calon dari Partai Politik (Parpol) yang akan mewakilinya di lembaga legislatif.

"Kami dari PKS, tetap menginginkan sistem proporsional terbuka pada pemilu 2024 mendatang," ujar Dewan Pakar DPP PKS, Rizal Bawazier pada sejumlah awak media pada acara Gathering Media yang diadakan di Batang, Sabtu (07/01/2023).

Sistem proporsional terbuka sendiri yaitu rakyat memilih calon legislatif (caleg) di surat suara, sedangkan sistem proporsional tertutup, yaitu rakyat hanya memilih partai politik di surat suara.

Rizal Bawazier mengungkapkan, parpol yang mendukung penggunaan sistem proporsional tertutup sendiri sebenarnya hanya ada satu saja. Sedangkan mayoritas parpol, masih mengingat sistem proporsional terbuka.

"Munculnya wacana penerapan sistem proporsional tertutup seperti mengindikasikan adanya tujuan tertentu, yaitu parpol ingin mengatur siapa saja yang akan duduk di lembaga legislatif. Padahal seharusnya, rakyatlah yang menentukan siapa yang dianggap layak untuk mewakili mereka dari partai tersebut untuk duduk di lembaga legislatif," jelas Rizal Bawazier.

Karena itulah, pada iklim demokrasi ini, rakyatlah yang seharusnya menentukan wakil mereka sendiri di legislatif. "Biarlah rakyat memilih wakilnya. Dan yang terpilih nanti, juga mempunyai tanggung jawab moral pada pemilih yang telah mempercayakan pilihan untuk jadi wakil di lembaga legislatif dari DPRD Kabupaten/Kota, Provinsi hingga DPR RI," bebernya.

Ketika disinggung sistem proporsional tertutup akan meminimalisir adanya politik uang atau money politik, Rizal Bawazier secara tegas membantahnya.

"Jangan salah, sistem proporsional tertutup juga memerlukan uang dan tetap akan ada money politik. Jadi kalau tujuannya untuk menekan praktek money politik, bukan sistem pemilu yang diganti, namun pendidikan, pengawasan dan penindakannya yang harus digencarkan," beber pengusaha ini.

Pada kesempatan itu, Rizal Bawazier juga mengajak pada awak media untuk terus mensosialisasikan anti politik uang pada masyarakat. Hal itu penting dilakukan agar nantinya pada pemilu mendatang, pemilih bisa benar-benar memilih sesuai hati nuraninya, bukan karena iming-iming sejumlah uang.

"Pilihnya calon yang jelas latar belakangnya dan nantinya bisa memperjuangkan aspirasi pemilihnya. Jangan memilih hanya karena uang, namun nantinya justru akan membawa kekecewaan," tandas Rizal Bawazier. (don)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: