Gandeng Warga, Bentuk Wahana Edukasi Melalui Sampah Organik Rumah Tangga
*Prodi D-III FIKES UMPP
KEDUNGWUNI - Program Studi D-III Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP) mendapatkan hibah dari Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristekdikti) dalam Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang digunakan untuk menfasilitasi warga di Perumahan Villa Pisma Asri Desa Podo Kecamatan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Pihaknya memanfaatkan sampah organik rumah tangga hingga kemudian mengolahnya menjadi pupuk cair organik dan pakan ternak.
Program Kemitraan Masyarakat ini mulai berjalan pada bulan Maret 2019 dan direncanakan akan dilanjutkan hingga bulan November 2019 mendatang. Sebagai langkah meningkatkan kepedulian masyarakat akan fenomena penumpukan sampah yang semakin meningkat, Prodi D-III Kebidanan bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMPP memfasilitasi warga Perumahan Villa Pisma Asri melalui serangkaian kegiatan. Mulai dari sosialisasi pilah sampah kepada ibu-ibu, bapak-bapak, anak dan remaja, dilajutkan dengan penyegaran komunitas dan pengkaderan anggota Komunitas Peduli Lingkungan Villa Pisma Asri dengan bentuk pelatihan biokonversi sampah organik rumah tangga, aplikasi pemilahan dan pengolahan sampah sampai pada pembentukan wahana edukasi berupa urban farming dan kolam bioflok sebagai media pemanfaatan hasil pengolahan sampah.
"Program ini sangat bermanfaat karena dapat mengurangi sampah dalam rumah tangga terutama di Perumahan Villa Pisma Asri. Harapannya tanaman sayuran dan ikan yang sudah ada dapat dilanjutkan sehingga hasilnya dapat dirasakan bersama oleh warga," ujar Ahmadi, warga RT 06 RW 05 Desa Podo Kecamatan Kedungwuni, Rabu (12/9).
Sementara itu, Ketua PKM, Nur Chabibah, yang diberi judul PKM Waduk Pangan Bio-Somat ini menuturkan, "Kegiatan Program Kemitraan Masyarakat ini bertujuan mengajak serta masyarakat dalam kemandirian pemanfaatan pengolahan sampah organik rumah tangga sehingga dapat mengangkat nilai ekonomi maupun kemandirian pangan," tutur dia.
Menurutnya, aktivitas pemilahan sampah rumah tangga akan sulit dilakukan jika tidak diawali dari dapur. "Sehingga pemilahan awal sampah dalam rumah tangga adalah di dalam rumah, bukan di depan rumah. Ini yang seharusnya ditekankan didalam sosialisasi dengan masyarakat," imbuhnya.
Selain itu ruang terbuka hijau yang ada di perumahan juga dapat dimanfaatakan secara lebih optimal oleh warga untuk pembuatan urban farming sehingga hasil yang didapatkan dari pemilahan dan pengolahan sampah tidak hanya bertujuan untuk pengurangan sampah saja melainkan juga bernilai produktif bagi masyarakat. (yak/adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: