Gegara Pandemi, Daging hingga Air Kencing Kelinci Laku Dijual
BATANG - Di tengah pandemi Covid-19, banyak warga yang beralih profesi dengan menjadi wirausaha. Salah satunya warga Desa Kalisalak, Aditya Prasetyo, yang kini memilih budidaya kelinci pedaging. Budidaya kelinci pedaging kini semakin diminati sejumlah warga Kabupaten Batang, karena dianggap sebagai usaha yang cukup mudah dan menjanjikan.
"Saya mulai budidaya kelinci pedaging ini sejak awal pandemi, tertarik karena pakde pernah menggeluti ternak kelinci juga, jadi saat harga anjlok di awal pandemi saya beli untuk modal budidaya," tuturnya saat diwawancarai, Senin (7/9/2020).
Lelaki yang semula beternak ayam ini menjelaskan, budidaya kelinci memiliki prospek yang menjanjikan, permintaan pasar yang tinggi ditambah cara pengembangbiakannya yang relatif mudah sehingga menjadikan ternak kelinci pedaging bisnis yang menggiurkan.
"Permintaan kelinci potong atau daging kelinci saat ini cukup banyak, apalagi kuliner olahan daging kelinci kini semakin diminati masyarakat," ujarnya.
Dikatakannya, satu ekor kelinci produktif biasanya bisa menghasilkan anakan kelinci delapan sampai 10 ekor. Dalam waktu sekitar tiga atau empat bulan kelinci anakan sudah siap untuk dipotong ataupun dijual.
Sementara untuk harga per kilogramnya mencapai Rp 40 Ribu, sedangkan untuk harga perekor dijual Rp 25 Ribu hingga Rp 600 Ribu bergantung berat dan jenis kelinci.
"Selain potong, saya juga menjual dalam bentuk olahan kuliner rica-rica dan sate kelinci. Alhamdulillah, permintaannya cukup banyak," ujarnya.
Selain itu, air kencing kelinci juga dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah karena untuk kebutuhan penyubur tanaman. "Kalau air kencing kelinci sendiri saya jual Rp 100 Ribu per 20 liternya, untuk pemasaran sendiri saya jual lewat medsos dan sekitar karesidenan Pekalongan," pungkasnya. (nov)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
