Pengolahan Ikan di Ketitang Lor masih Terkendala Limbah

Pengolahan Ikan di Ketitang Lor masih Terkendala Limbah

BOJONG - Secara geografis, Desa Ketitang Lor memang tidak masuk wilayah pesisir. Namun, kondisi itu tak menghalangi aktivitas mata pencaharian sebagian masyarakatnya di sektor pengolahan ikan, sehingga desa ini menjadi salah satu penghasil ikap asap hingga pindang yang cukup dikenal.

Seperti dijelaskan Kadus 1 Desa Ketitang Lor, Hendrianto, bahwa ada sekitar 4 lokasi sentra produksi olahan ikan laut yang cukup besar di wilayahnya. Belum lagi home industry kecil yang hasil olahanya dipasarakan secara mandiri, juga tergolong merata ada di sana.

"Terkait produksi pengolahan ikan laut di Ketitang Lor ada di RT 5, memang lumayan banyak ditekuni warga sekitar. Di sini ada sekitar 4 penggalang yang bisa dibilang cukup besar dalam hal produksi, kenapa tidak untuk satu kali produksi saja hampir 1 mobil pikup penuh diisi baskom berisi ikan olahan, belum lagi untuk produksi skala kecil rumahan yang mereka olah sendiri dan pasarkan sendiri pula juga ada di sini," jelas Hendrianto kepada Radar.

Lebih lanjut dijelaskan, dalam hal pemasaranya sendiri untuk rumah produksi skala besar biasanya akan didrop langsung di beberapa pasar lokal yang ada di Kabupaten Pekalongan. Sementara untuk produksi olahan ikan dalam skala kecil biasanya akan dipasarkan pribadi oleh penjual secara keliling di sekitar lingkunganya.

"Biasanya hasil olahan ikan sendiri dipasarkan langsung selesai produksi di beberapa pasar lokal sekitar, bahkan dengan sistem drop ke pedagang lain untuk produksi besar. Ada sebagaian dijual hingga daerah Kalibening ataupun Paninggaran,"lanjutnya.

Hendrianto juga menambahkan, kendati usaha pengolahan ikan cukup mumpuni di wilayahnya, namun masih ada kendala yang belum terselesaikan pihak desa dengan rumah produksi ikan tersebut yakni dalam hal pengolahan limbah hasil produksi.

Bukan tanpa solusi sebenarnya, permasalah limbah pengolahan ikan sudah sempat terfikirkan cara namun kurang pendekatan lebih kemasyarakat sehingga disalah artikan, sehingga perlu pemikiran yang matang terlebih dahulu.

Paling tidak permasalahan dan tantangan pengelolaan limbah ikan sendiri sebenarnya berpusat pada kurangnya kesadaran dan pengetahuan yang rendah tentang pemanfaatan limbah hasil olahan ikan, ditambah mahalnya pembuatan unit pengolahan limbah hasil olahan ikan tersebut.

"Terkait pengolahan ikan laut di Ketitang Lor yang sudah ada dari turun temurun, di satu sisi kita masih punya pikiran bagaimana caranya hasil dari proses pengolahan ikan sendiri yang berupa limbah itu dimaksimalkan. Dikarenakan kurang kesadaran masyarakat akan limbah produksi yang dirasa masih disayangkan. Andaikan saja ada tempat pengolahan ikan yang dibuat jauh dari lingkungan warga, karena tidak dipungkiri asap dari hasil produksi ikan sendiri nyatanya membuat bau yang tidak sedap apabila dihirup, belum limbah produksi yang lain," jelasnya.

Karena itu, pihaknya berharap segera ada solusi sehingga tidak mengganggu produk unggulan desa tersebut untuk terus berkembang. "Dan ini tentu demi meningkatkan pendapatan masyarakat ke depanya," pungkasnya. (ap3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: