Minyak Goreng Subsidi Langka di Kabupaten Pekalongan, Jika Ada Pembelian Dibatasi

Minyak Goreng Subsidi Langka di Kabupaten Pekalongan, Jika Ada Pembelian Dibatasi

MINYAKITA LANGKA - Minyak goreng bersubsidi, MinyaKita, langka di pasaran di Kabupaten Pekalongan. --

 

"Di Kesesi jika ada petani yang panen pun saat ini hanya ditebas oleh juragan lokal untuk diecer sendiri. Tidak sampai ke luar kota," kata dia.

 

Langkanya beras ini, kata dia, diduga akibat bencana banjir kemarin. Daerah sentra beras di Pantura Jawa Tengah banyak yang gagal panen karena kebanjiran. Sedangkan di wilayah Pekalongan sendiri, lanjut dia, tanaman padi rata-rata berumur kurang lebih dua bulanan. Sehingga diperkirakan panen raya akan terjadi pada awal bulan Maret nanti.

 

Kendi, petani padi dari Desa Kalimojosari, Kecamatan Doro, menuturkan, meskipun harga beras di tingkat pedagang cukup tinggi namun di tingkat petani keuntungannya relatif kecil. Bahkan bisa merugi tatkala serangan hama dan penyakit tanaman menyerang tanaman padi.

 

Ia menyebutkan, dengan luasan sawah 1.300 meter persegi, biaya produksinya sekitar Rp 1.830.000. Dengan rincian, biaya tenaga kerja garap sawah Rp 320 ribu, sewa traktor Rp 300 ribu, benih Rp 140 ribu, tenaga kerja untuk nandur Rp 300 ribu, pupuk 1 kwintal Rp 270 ribu, pestisida Rp 200 ribu, dan biaya penyiangan Rp 300 ribu.

 

"Kemarin tebasan di petani Rp 3 juta. Mepet sekali. Sulit untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kalau hanya njagani dari sawah yang luasannya sedikit. Paling bisa untuk tabungan daripada ndak digarap," kata dia.

 

Abah, petani dari Desa Karangsari, Kecamatan Karanganyar, mengatakan hal yang sama. Ia mengatakan, keuntungan yang diperoleh petani sangat sedikit. Karena biaya produksinya mahal. Biaya tenaga kerja, benih, dan pupuk sekarang mahal semua. "Untunge sitik. Gabah sekarang Rp 6500 per kg," kata dia. (had)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: