Minyak Goreng Subsidi Langka di Kabupaten Pekalongan, Jika Ada Pembelian Dibatasi
MINYAKITA LANGKA - Minyak goreng bersubsidi, MinyaKita, langka di pasaran di Kabupaten Pekalongan. --
KAJEN - Minyak goreng bersubsidi dengan kemasan MinyaKita di Kabupaten Pekalongan kini sulit dicari di pasaran. Jika pun ada toko yang menjual MinyaKita pembeliannya dibatasi dengan harga di atas HET Rp 14 ribu.
Berdasarkan pantauan di pasar tradisional, tidak semua toko grosir di pasar tradisional di Kabupaten Pekalongan memiliki stok MinyaKita. Ada beberapa toko yang menjual minyak bersubsidi ini. Namun pembeliannya dibatasi. Setiap orang, hanya dibatasi 6 kantong ukuran 1 liter MinyaKita. Harganya pun sudah tak sesuai HET lagi. MinyaKita per liter dijual Rp 15.500.
"Lha ada tulisan Rp 14 ribu kok, jualnya lagi kita bagaimana," keluh salah seorang pembeli.
"Dari sananya sudah Rp 15 ribu, jualnya ya Rp 16 ribu," sahut penjual.
Di pasaran saat ini kembali dibanjiri minyak goreng yang dulu sempat 'menghilang'. Berbagai merek terkenal seperti Hemart, Bimoli, Sunco, dan lainnya muncul kembali. Harganya mahal. Di kisaran Rp 17 ribu perliter hingga Rp 22 ribu per liter di tingkat eceran.
Minyak kemasan menjadi pilihan ibu rumah tangga. Karena bisa dibeli dengan ukuran kecil seperti 1/4 kg. Harga minyak curah di kisaran Rp 17 ribu per liter. Namun untuk pembelian dalam kemasan 1/4 liter, harganya rata-rata Rp 4.500.
"Ya beli yang terjangkau saja. Yang penting bisa buat nggoreng," kata Yani (35), ibu rumah tangga di Desa Karangsari, Kecamatan Karanganyar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: