Atasi Persoalan Kota Pekalongan, Prof Pujo Sarankan Lakukan Pendekatan Kearifan Lokal

Atasi Persoalan Kota Pekalongan, Prof Pujo Sarankan Lakukan Pendekatan Kearifan Lokal

CINDERAMATA - Wali Kota H Afzan Arslan Djunaid bersama Wakilnya H Salahudin STP memberikan cinderamata kepada narasumber kegiatan refleksi 2 tahun kepemimpinan Wali Kota dan wakil Wali Kota di Hotel Nirwana, kemarin.-Abdurrahman-

KOTA - Dalam mengatasi semua persoalan di Kota Pekalongan, Antropolog dari Universitas Gajah Mada (UGM) Prof Dr Pujo Semedi Hargo Yuwono menyarankan kepada Pemkot Pekalongan untuk melakukan pendekatan kearifan lokal. Demikian ia sampaikan saat menjadi narasumber dalam kegiatan refleksi 2 tahun kepemimpinan Wali Kota dan wakil Wali Kota di Hotel Nirwana, kemarin.

 

"Saya ini sudah keliling di Indonesia, yang namanya banjir dan rob itu terjadi di semua daerah di Indonesia, bukan saja terjadi di Kota Pekalongan. Makanya kalau di Kapuas, Kalimantan ada rumah apung atau rumah panggung. Itu wujud kearifan lokal beradaptasi dengan lingkungan," ucap pria asli Pekalongan itu.

 

Prof Pujo menyampaikan, dahulunya kawasan Pekalongan Utara, dari arah Lapas Pekalongan adalah rawa-rawa. Sehubungan perkembangannya, kini menjadi daerah pemukiman yang padat penduduk. "Makanya kalau sekarang kena rob, itu dulunya memang rawa-rawa. Jadi 'dijaluk sing duwe rob'," tuturnya sembari bercanda.

 

Begitupula dalam mengatasi sampah, Prof Pujo menyarankan kepada Pemkot untuk rajin mengedukasi masyarakat, dan membuat regulasi tentang pengelolaan sampah yang efektif dan tegas. Sebab bila ditangani pemerintah, dipastikan anggaran Pemkot Pekalongan tidak mampu mencukupinya. 

 

"Kekuatan pemerintah pada regulasi. Perusahaan harus bertanggung jawab atas pengelolaan sampah. Jadi bikin regulasi agar perusahaan mau mengelola limbahnya, sehingga tidak sembarangan membuang limbah (sampah,red). Tugas pemerintah itu membuat regulasi, bukan mengelola sampah," sarannya lagi.

 

Sedangkan mengenai pasar Banjarsari, Prof Pujo mengapresiasi kinerja Wali Kota Afzan Arslan Djunaid bersama Wakilnya Salahudin STP yang akan membangun kembali Pasar Banjasari. "Kalau bangun pasar itu kewajiban pemerintah dalam menyediakan tempat masyarakat bertransaksi. Makanya saya mendukung," tuturnya.

 

Sedangkan Prof Hendrawan Supratikno yang juga menjadi narasumber menyampaikan, meski kota Pekalongan adalah kota kecil, namun menyimpan potensi yang luar biasa. Karena orang-orang hebat, seperti Taufiq Ismail, Gunawan, Habib Luthfi berasal dari Kota Pekalongan. "Makanya saya mendorong Kota Pekalongan menjadi lokomotif pembangunan. Karena Batang akan menjadi daerah industri yang 24 jam, kehidupan ekonomi akan hidup. Pemkot Pekalongan harus ambil peran," sarannya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: