15 Makanan Penurun Hipertensi, Murah dan Mudah Dijumpai di Sekitar Kita

RADARPEKALONGAN - Penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi perlu menjaga konsumsi makanannya, agar tekanan darah tetap stabil. Hindari makanan yang mampu meningkatkan tekanan darah tinggi. Namun, jika tensi darah tinggi, maka makanlah makanan penurun darah tinggi.

Makanan penurun hipertensi ternyata banyak dijumpai di sekitar kita. Bahkan, harganya pun banyak yang terjangkau. Dengan sumber makanan yang murah meriah, kita bisa menurunkan penyakit hipertensi guna menunjang pengobatan hipertensi yang tengah kita lakukan. 

Baca juga : Darah Tinggi Tak Kunjung Turun, Ini 5 Tips dr Zaidul Akbar agar Hipertensi Bisa Stabil Tanpa Obat

Salah satu makanan untuk menurunkan darah tinggi adalah pisang. Pisang diketahui memiliki kandungan kalium yang tinggi, sehingga dapat menjaga tekanan darah tetap stabil.

Ada pula sayur brokoli, wortel, kentang, dan buah beri. Dengan kandungan mineral seperti kalium, magnesium, dan kalsium, mengonsumsi brokoli mampu menurunkan hipertensi.

Baca juga: The Silent Killer, Waspadai 4 Penyebab Hipertensi! Simak Pula Gejala, Pencegahan, dan Pengobatannya

Yuk simak jenis makanan yang direkomendasikan untuk penderita hipertensi dalam ulasan berikut ini.

1. Pisang

Rekomendasi makanan penurun hipertensi yang pertama adalah buah pisang. Pasalnya, pisang kaya akan kalium. Kalium ini akan membantu proses sekresi natrium dan air di dalam darah. Seperti diketahui, natrium mampu memicu peningkatan volume tekanan darah. Sehingga, apabila kandungan natrium dalam tubuh dapat dijaga, tekanan darah pun akan menurun.

2. Brokoli

Rekomendasi makanan penurun darah tinggi yang kedua adalah brokoli. Kandungan mineral dalam brokoli seperti kalium, magnesium, dan kalsium akan memengaruhi tekanan darah.

Kandungan mineral dalam brokoli juga dapat membantu mengurangi kerusakan pembuluh darah arteri. Jadi, konsumsi brokoli secara rutin dapat membantu mencegah terjadinya berbagai macam penyakit jantung dan stroke iskemik. Stroke iskemik bisa terjadi saat aliran darah pada pembuluh arteri dalam otak mengalami penyumbatan.

Sumber: