Dampak Rob, Normalisasi Kali Kendal Mandeg

Dampak Rob, Normalisasi Kali Kendal Mandeg

TERKENDALA - Kegiatan normalisasi atau pengerukan Sungai Kendal belum bisa dilakukan, terkendala rob. -Nur Kholid-

KENDAL - Kegiatan normalisasi Sungai Kendal belum bisa dilaksanakan karena terhambat oleh naiknya rob di pesisir Kendal, terutama Kampung Nelayan Bandengan. Meski sedang musim kemarau, nyatanya Sungai Kendal masih dipenuhi air rob, sehingga pekerjaan normalisasi pun terpaksa mandeg.

Kondisi ini juga dibenarkan Staf Pokla dari Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Bodri Kuto, Adi Darmawan, Rabu (21/6/2023). Dia mengatakan, saat ini belum bisa dilakukan kegiatan normalisasi Sungai Kendal, karena kondisi sungai masih penuh air akibat adanya rob. Pasalnya, jika dipaksakan melakukan pengerukan, maka akan kesulitan mengangkat tanah yang dikeruk, karena kondisinya basah. 

"Untuk pengerukan, kemungkinan di awal Juli, menunggu kondisi robnya sudah mulai surut, jika dipaksakan tanahnya masih basah, sehingga tidak bisa diangkat," katanya.

Tahun ini pengerukan Sungai Kendal hanya sepanjang 500 meter ke arah selatan, mulai sebelah selatan SMA Al Hidayah Kendal. Sebenarnya ke arah selatan lagi, sedimentasinya sangat parah, namun terkendala dengan banyaknya bangunan permanen di tepi sungai, sehingga tidak bisa dijangkau alat berat jika melakukan pengerukan. 

"Sudah lama, kami sudah meminta kepada Pemda untuk mencari solusi mengatasi bangunan permanen di sepanjang tepi sungai itu," timpalnya.

Balai PSDA juga melakukan penanganan banjir di Kalibuntu berupa normalisasi dan penguatan tanggul, mulai Jembatan Besi Mbiru ke arah selatan sepanjang 600 meter hingga 800 meter. Pengerukan di Kali Waridin dari jembatan Pantura ke arah utara sekitar 1 kilometer dan normalisasi di Sungai Aji mulai Pasar Gladak ke arah barat. 

Sedangkan dari Dinas Pusdataru juga ada kegiatan penguatan tanggul, yakni di Kali Bodri Desa Cepiring dengan anggaran Rp 3,7 miliar. Juga di Kali Blukar Desa Rowobrabten berupa pemasangan bronjong, dengan anggaran Rp 2,7 miliar. Kali Blorong di Desa Kertomulyo, Desa Sidorejo dan Desa Sudipayung berupa prikes parapet untuk penanganan limpasan banjir, dengan anggaran Rp 3,4 miliar.

Pengerukan Sungai Kendal sangat diharapkan oleh warga di wilayah yang masih menjadi langganan banjir, seperti di Kelurahan Kalibuntu. Pasalnya, kondisi sungai yang sudah dangkal akibat sedimentasi, menjadikan sungai cepat meluber ketik turun hujan.

Seperti disampaikan Ahmadi, warga Kelurahan Kalibuntu, bahwa warga sudah sering menyampaikan keluhannya kepada perangkat Kelurahan, agar dilakukan pengerukan sungai. Pasalnya, banjir masih menjadi langganan di kampungnya.  "Mintanya ya segera dikeruk, kami sudah laporkan ke kelurahan, tapi belum tahu pastinya kapan akan dikeruk," katanya.

Wilayah lainnya yang masih menjadi langganan banjir berada di Kelurahan Trompo. Kepala Kelurahan Trompo, Isrita Hanifah mengaku, banyak mendapat keluhan dari warga, yang meminta agar dilakukan pengerukan sungai. Pihaknya pun sudah menyampaikannya kepada Pemda, namun kewenangan sungai berada di provinsi.

 "Sudah ada laporan dari warga, kami juga sudah melaporkan ke pemerintahan, karena sedimentasinya tinggi sekali, supaya ada pengerukan," katanya. (lid)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: