Pernikahan Anjing Gunakan Adat Jawa Banjir Kritikan dan Somasi, Pemilik Acara Minta Maaf
Pernikahan anjing dengan menggunakan adat Jawa ini panen kritikan.-jambi-independent.co.id-jackie.joyful.jojo-Instagram.com/jacko.
RADARPEKALONGAN - Pernikahan dua ekor anjing yang digelar oleh salah seorang staf khusus kepresidenan dengan menggunakan adat jawa, mengundang kecaman dari masyarakat luas.
Kedua pemilik anjing, yaitu Valentina Chandra dan Indira Ratnasari atau Nena Ghoib dinilai telah melecehkan budaya Jawa yang adiluhung.
Nena Ghoib sendiri dalam bio Instagramnya, menuliskan jika dirinya merupakan salah satu staf khusus kepresidenan.
Keduanya dinilai tidak mempunyai kepekaan terhadap keluhuran adat budaya suatu daerah yang begitu dijunjung dan dihormati, sehingga penggunaanya pun tak bisa disembarang tempat dan waktu.
Menyikapi hal itu, Ketua Paguyuban Panatacara Yogyakarta (PPY) Ki Abeje Janoko secara tegas menyatakan bahwa acara itu sangat mencederai budaya adiluhung yang dilestarikan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pihaknya mewakili Persatuan Pembiwara Republik Indonesia atau PEPARI dan Paguyuban Panatacara Yogyakarta juga menyatakan protes keras dan melayangkan somasi terhadap penyelenggara pernikahan anjing yang oleh pemiliknya diberi nama Luna dan Jojo itu.
"Kami merasa mendapat pelecehan dari pelaksanaan ini (pernikahan anjing menggunakan adat Jawa). Prosesi adat diciptakan oleh leluhur kami mengandung nilai luhur dan dipakai upacara sakral dalam pernikahan manusia, tetapi diadopsi untuk prosesi pernikahan dengan memakai simbul simbul budaya adiluhung yang semestinya tidak sepantasnya diterapkan pada anjing," tegasnya geram, seperti dikutip dari babelpost.
Karena itulah, mewakili organisasi PEPARI dan juga PPY, Ki Abeje mendesak Pemrakarsa kegiatan tersebut untuk meminta maaf secara terbuka, baik melaui media elektronik maupun media cetak.
"Pemrakarsa kegiatan jelas-jelas melanggar UU No 5 tahun 2017 tentang Kemajuan Kebudayaan dan UU No 19 tahun 2016 tentang perubahan atas UU No 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik," tegas Ki Abeje.
Mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara, Muhammad Said Didu juga memberikan komentar sinis terkait pernikahan sepasang anjing tersebut.
Melalui akun pribadinya, Said Didu menciutkan komentar satire atas ulah kedua pemilik anjing yang salah satunya merupakan stafsus Kepresidenan itu.
"Ooohhh tim staf khusus Presiden yg menikahkan anjing ?," tulisnya dikutip Rabu (19/7/2023).
Selain melecehkan budaya Jawa, pemilik anjing juga dianggap tidak mempunyai kepekaan terhadap kondisi masyarakat Indonesia. Pasalnya, mereka menikahkan dengan menghabiskan biaya hingga ratusan juta rupiah.
Menanggapi respon negatif dari sejumlah pihak tersebut, pelenyenggara acara yaitu Nena dan Valen akhirnya memberikan tanggapan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: