Miris, 1 Sekolah di Batang Tak Dapat Siswa Baru

Miris, 1 Sekolah di Batang Tak Dapat Siswa Baru

KOSONG - Seorang guru saat berada di ruang kelas yang kosong karena SDN Kranggan 01 Tersono tak mendapatkan murid baru. -Radar Pekalongan/Novia Rochmawati -

*Padahal Gratis dan Ada Fasilitas Antar Jemput

BATANG - Tahun Ajaran baru 2023/2024 dimulai, Senin (17/7/2023) lalu. Meski begitu suasana kedatangan murid baru itu tampak lengang di SDN Kranggan 01 Kecamatan Tersono Batang. 

Tak ada satupun murid baru yang mengisi bangku kelas 1. Bangku yang hanya sejumlah empat biji itu pun masih belum diturunkan dari meja. Total jumlah siswanya tahun ini pun hanya 19 anak, dari kelas 6-2. 

"Terakhir kekosongan murid barru ini dialami enam tahun lalu. Setelah itu ada terus sekitar 3-4 anak. Dan tahun ini terjadi lagi, apalagi sekarang TK sebelah sudah dimerger. Sehingga kita tidak punya bibit yang bisa disalurkan ke sekolah ini," ujar Subuh Hariyanto didampingi salah satu guru, Siti Mutoharoh saat diwawancarai, Kamis (20/7/2023). 

Dengan matanya yang berkaca-kaca, Siti Mutoharoh yang telah mengabdi hampir 20 tahun itu pun mengisahkan masa-masa kejayaan sekolah yang sudah berdiri sejak 1912 tersebut. Kala itu, belum banyak sekolah lain baik negeri ataupun swasta yang ada di Desa Kranggan. 

"Sekarang ada lima sekolah. 2 sekolah negeri dan 3 swasta. Selain memang sudah tidak ada TK di sebelah sekolah, banyak usia sekolah yang lebih memilih sekolah ke swasta. Walaupun di sini gratis dan bahkan kalau kejauhan kami antar jemput, banyak orang tua yang lebih memilih menyekolahkan anaknya di sekolah swasta," ujarnya. 

Kondisi serupa juga turut terjadi di SDN Sijono Kecamatan Warungasem. Meski letaknya berada di pinggiran kota, namun sekolah ini hanya menerima tiga murid baru tahun ini. 

Salah satu faktor yang berpengaruh adalah letaknya yang cukup jauh dari pemukiman warga Desa Sijono. Pasalnya secara letak geografis, sekolah ini lebih dekat dengan pemukiman warga Sokoduwet Kota Pekalongan. Sedangkan di sekitar pemukiman Desa Sijono pun ada pilihan sekolah swasta yang lebih dekat. 

"Selain faktor itu, memang dari jumlah usia sekolah yang ada di sekitar sini juga memang minim," ujar Kepala SDN Sijono, Setia Budi. 

Plt Kepala Disdikbud Batang Bambang Suryantoro menyebut jika tren sekolah tidak memenuhi rombel dimulai sejak 2010. Namun tren ini semakin signifikan sejak tahun 2016 hingga sekarang. 

Ia pun membenarkan, dua sekolah diatas merupakan 2 SD dengan jumlah penerimaan murid baru paling sedikit. Hal ini menurutnya terjadi lantaran beberapa faktor. Seperti semakin menurunnya jumlah anak usia sekolah di daerah itu, meningkatnya pasangan muda merantau ke luar daerah, keberhasilan program KB dan persaingan antar sekolah.

"Upaya ke depannya kami akan melakukan penggabungan dua sekolah di area yang sama, juga memprogamkan peningkatan mutu dan mendekatkan sekolah ke kawasan pemukiman. Namun bagi sekolah yang menjadi satu-satunya di sebuah desa tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan mutunya agar lebih bisa bersaing,"pungkasnya. (nov)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: