Lestarikan Budaya, Lesbumi PCNU Kabupaten Pekalongan Gelar Mitoni Adat Jawa

Lestarikan Budaya, Lesbumi PCNU Kabupaten Pekalongan Gelar Mitoni Adat Jawa

--

Guna melestarikan adat Jawa khususnya pada prosesi mitoni atau saat usia kehamilan menginjak 7 bulan, Lembaga Seni Budaya (Lesbumi) PCNU Kabupaten Pekalongan, Pemerintah Desa Rowokembu dan DPRD Jawa Tengah menyelenggarakan acara Media Tradisional, Gelar Budaya dan Dialog Kebudayaan.

Acara yang digelar di Gedung Pertemuan Umum (GPU) Desa Rowokembu Kecamatan Wonopringgo, Rabu (27/9/2023) dihadiri dari Pimpinan DPRD Jawa Tengah, Perwakilan Pemkab Pekalongan, Perwakilan Dindikbud, serta Forkompimcam Wonopringgo.

Pada kegiatan yang menampilkan adat Jawa khususnya tradisi mitoni juga didukung Harpi Kabupaten Pekalongan, Pepadi Kabupaten Pekalongan, Kolpesentra dan Sanggar Mekar Budaya.

Ada beberapa tahapan yang diperagakan dalam acara mitoni adat Jawa ini diantaranya, sungkeman, siraman, pecah telur, memutus janur, brojolan, pecah kelapa, mengganti busana dengan 7 jenis kain, menjual rujak dan kolak serta potong tumpeng.

Pengurus Lesbumi PCNU Kabupaten Pekalongan Faruk Ekowarto mengatakan adat mitoni Jawa ini sudah banyak ditinggalkan oleh masyarakat, padahal disitu banyak filosofi kehidupan yang bisa diambil dari setiap tahapan prosesinya.

“Termasuk bagaimana menuturkan lewat filosofis dari mulai masa awal kehamilan sampai dengan kelahiran. Ini merupakan edukasi bagi kita semua terutama masyarakat Pekalongan pada umumnya dan orang Jawa pada umumnya,” tuturnya.

Dirinya menambahkan, selain sebagai wahana melestarikan budaya, kegiatan ini juga selaras dengan program pemerintah yakni mencegah terjadinya stunting.

“Ini memberikan pelajaran bagi calon orang tua dan keluarganya untuk menjaga calon anak mereka sejak dalam masa kandungan agar terhindar dari berbagai permasalahan diantaranya stunting dengan lebih memperhatikan tumbuh kembang anak sejak masih dalam kandungan,” jelasnya.

Sementara itu, Camat Wonopringgo M. Syamsul Helmi mengapresiasi kegiatan gelar budaya ini, menurutnya ini salah satu cara mengingatkan kepada masyarakat tentang adat dan tradisi leluhur yang telah diwariskan secara turun-temurun.

“Banyak nilai-nilai yang baik yang bisa kita petik dari acara mitoni ini karena berdasarkan nilai-nilai luhur nenek moyang kita selaku orang jawa,” katanya.

Dirinya berharap, agar tradisi semacam ini bisa terus lestari dan bisa membentuk kesadaran kepada masyarakat akan jati dirinya.

“Semoga kegiatan semacam ini bisa terus diadakan agar adat budaya dan tradisi Jawa tidak hilang tergerus oleh modernisasi, utamanya edukasi kepada anak-anak muda,” harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: