Sumur Mengering, Warga Padurekso di Kabupaten Pekalongan Krisis Air Bersih

Sumur Mengering, Warga Padurekso di Kabupaten Pekalongan Krisis Air Bersih

Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Luthfi serahkan bantuan sumur bor untuk warga Dukuh Padurekso Desa Legokalong Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan.-Hadi Waluyo-

KAJEN - Kemarau panjang mengakibatkan sumur-sumur warga di Dukuh Padurekso, Desa Legokalong, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan mengering. Warga desa di pinggiran Sungai Sengkarang ini pun mengalami krisis air bersih.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga mengandalkan bantuan air bersih dari BPBD Kabupaten Pekalongan yang datang sepekan sekali. Selain itu, warga setempat ngangsu ke desa lainnya yang tidak kekeringan.

"Sumur saya kedalaman enam meter mengering. Ini kekeringan yang paling parah. Tahun 2019 pernah kekeringan juga tapi ndak separah ini. Sumur benar-benar kering," tutur Dwi (28), warga Dukuh Padurekso, ditemui disela-sela penyerahan sumur bor dan bansos Polres Pekalongan di dukuh itu, Selasa, 7 November 2023. 

Penyerahan bantuan sumur bor di Dukuh Padurekso langsung dilakukan oleh Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Lutfi. Hadir dalam kegiatan ini Bupati Pekalongan Fadia Arafiq, unsur Forkompinda Kabupaten Pekalongan, dan Kapolres se-ekswil Pekalongan.

Baca juga:Desa di Alur Sungai Sengkarang di Pekalongan Kekeringan saat Musim Kemarau

Baca lagi:37 Desa di 9 Kecamatan di Kabupaten Pekalongan Alami Kekeringan, BPBD Dropping 1.785.000 Liter Air Bersih

Dwi menurutkan, selain sumur sebenarnya ada alternatif sumber air lainnya. Yakni dari bak penampungan air bersih di Dukuh Sontel. Namun, kata dia, sumber air dari bak penampungan itu yang disalurkan melalui selang juga tidak keluar airnya.

Untuk mencuci dan mandi, lanjut dia, warga mengandalkan Sungai Sengkarang. Jaraknya sekitar 500 meter di pinggiran desa.

"Kalau pagi dan sore hari di sungai kayak pasar. Ramai orang mandi dan mencuci. Bahkan sampai malam hari masih ramai, makanya dipasang lampu," ungkapnya.

Sedangkan untuk memasak dan air minum, warga ngangsu ke desa tetangga yang tidak kekeringan. Selain ngangsu, warga juga mengandalkan air isi ulang.

"Satu galonnya kalau bermerek Rp 20 ribu pergalon. Jika isi ulang biasa Rp 4500 pergalonnya," kata dia.

Ia pun menceritakan bagaimana susahnya warga yang hajatan. Pasalnya membutuhkan air yang banyak.

"Sibuk nyari air pokoknya. Ngangsu pakai doplak agar airnya mencukupi, baik untuk masak dan mencuci piring-piring kotornya," ungkap dia.

Oleh karena itu, ia berterima kasih dengan adanya bantuan sumur bor dari Polres Pekalongan. Dengan adanya sumber air ini, warga tidak ngangsu jauh-jauh ke desa tetangga. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: