37 Desa di 9 Kecamatan di Kabupaten Pekalongan Alami Kekeringan, BPBD Dropping 1.785.000 Liter Air Bersih

37 Desa di 9 Kecamatan di Kabupaten Pekalongan Alami Kekeringan, BPBD Dropping 1.785.000 Liter Air Bersih

Relawan BPBD Kabupaten Pekalongan dropping air bersih ke desa yang terdampak kekeringan selama musim kemarau 2023 ini.-Hadi Waluyo-

KAJEN - Dampak musim kemarau panjang pada tahun 2023 ini kian parah di Kabupaten Pekalongan. Sebanyak 37 desa yang tersebar di sembilan kecamatan mengalami kekeringan atau kesulitan air bersih. Penyebabnya, sumur warga mengering atau debit mata air menyusut drastis. 

Prediksi awal BPBD Kabupaten Pekalongan ada 13 desa yang tersebar di delapan kecamatan rawan kekeringan. Namun, akibat kemarau panjang yang diperparah dengan el nino, hingga bulan November 2023 ini ada 37 desa di sembilan kecamatan yang mengalami kekeringan.

Relawan BPBD Kabupaten Pekalongan berjuang untuk memenuhi kebutuhan air bersih di puluhan desa tersebut. Sejak pagi hingga malam hari, relawan BPBD Kabupaten Pekalongan melakukan dropping air bersih. Agar 33.512 jiwa yang terdampak kekeringan ini bisa terpenuhi kebutuhan air bersihnya.

"Sejak 6 Agustus hingga 6 November 2023, kami telah menyalurkan 1.785.000 liter air bersih atau 417 tangki air ke 37 desa yang mengalami kekeringan ini. Pagi hingga malam hari dropping dilaksanakan," ungkap Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pekalongan Budi Raharjo, Selasa, 7 November 2023.

Baca juga:15.238 Jiwa Terdampak Kekeringan di Kabupaten Pekalongan, Ini Sebarannya

Disebutkan, dari 37 desa yang mengalami kekeringan itu ada beberapa desa yang sebelumnya belum pernah mengalami kekeringan. Ada pula desa-desa yang memang menjadi langganan kekeringan tiap tahunnya.

Menurutnya, di Kecamatan Karanganyar ada sembilan desa yang mengalami kekeringan. Yakni Dukuh Utomo, Desa Gutomo (186 KK/346 jiwa), Desa Limbangan (452 KK/1719 jiwa), Desa Pododadi (291 KK/970 jiwa), Desa Legokalong (812 KK/2706 jiwa), Desa Sidomukti (538 KK/1485 jiwa), dan Desa Sukosari (491 KK/1109 jiwa). Selanjutnya, Desa Wonosari (431 KK/1317 jiwa), Desa Karangsari (250 KK/973 jiwa), dan Desa Kayugeritan (422 KK/1415 jiwa).

Untuk Kecamatan Kajen, kata dia, ada enam desa yang mengalami kekeringan. Yakni Dukuh Sambiroto, Desa Sambiroto (370 KK/1.484 jiwa), Dusun Sumurbandung, Desa Gejlig (109 KK/333 jiwa), Desa Tanjungsari (152 KK/ 711 jiwa), Desa Kebonagung (265 KK/980 jiwa), Desa Rowolaku (262 KK/937 jiwa), dan Desa Tambakroto (80 KK/323 jiwa).

"Di Kecamatan Bojong, kekeringan terjadi di Desa Wangandowo. Jumlah warga yang terdampak ada 165 KK atau 643 jiwa," terang dia.

Baca lagi:Musim Kemarau 2023, 13 Desa Rawan Krisis Air Bersih

Kekeringan juga terjadi di Kecamatan Karangdadap. Empat desa di kecamatan ini alami kekeringan, yakni Dukuh Kedungkebo Lor, Kedungkebo Kidul, Pejaten, Kedungmiri di Desa Kedungkebo (287 KK/997 jiwa), Dukuh Depok, Kaligawe, Ngasem di Desa Kaligawe (262 KK/861 jiwa), Desa Pagumengan Mas (243 KK/742 jiwa), dan Desa Karangdadap (25 KK/ 80 jiwa).

Tak hanya di wilayah bawah, kekeringan juga terjadi di wilayah pegunungan. Di Kecamatan Paninggaran, kekeringan melanda Dusun Dlimas dan Siberuk di Desa Lambanggelun (115 KK/460 jiwa) dan Desa Werdi (175 KK/705 jiwa). 

Wilayah atas lainnya yang alami krisis air ialah di Kecamatan Kandangserang. Dua desa di kecamatan ini mengalami krisis air bersih lantaran debit mata air dari hutan menyusut drastis. Dua desa itu adalah Desa Luragung (185 KK/771 jiwa) dan Desa Bojongkoneng (110 KK/450 jiwa). 

"Untuk Kecamatan Wonopringgo ada enam desa yang mengalami kekeringan," ujar Budi Raharjo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: