Memasuki Musim Hujan, Sebagian Petani di Kabupaten Pekalongan Belum Bisa Garap Sawah
![Memasuki Musim Hujan, Sebagian Petani di Kabupaten Pekalongan Belum Bisa Garap Sawah](https://radarpekalongan.disway.id/upload/253a7b7a57b578b964ce50529d4f35f5.jpg)
Petani dari dua desa di Kecamatan Karanganyar saat mengadukan sulitnya sawah mereka mendapatkan air akibat proyek pembangunan irigasi di Desa Karangsari tak kunjung selesai.-Hadi Waluyo-
*Buntut Proyek Irigasi Provinsi Tak Kunjung Selesai
KAJEN - Buntut pembangunan saluran irigasi di Desa Karangsari, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan, tak kunjung selesai, sebagian petani padi di Kecamatan Karanganyar, Wonopringgo, dan Kecamatan Bojong belum bisa menggarap lahan sawahnya. Pasalnya, akibat pembangunan irigasi proyek provinsi Jawa Tengah tersebut, aliran air irigasinya terganggu.
Padahal, Presiden Joko Widodo saat kunker di Kabupaten Pekalongan meminta petani untuk segera menanam padi lantaran musim hujan sudah tiba. Diharapkan, produktivitas padi kembali naik paska menurun akibat dampak el nino.
Tofik, warga Desa Wiroditan, Kecamatan Bojong, Selasa, 19 Desember 2023, mengeluhkan, meski sudah memasuki musim hujan dirinya belum bisa mengolah lahan sawahnya. Pasalnya, pasokan air belum lancar imbas dari pembangunan proyek irigasi di Kecamatan Karanganyar yang hingga saat ini belum selesai.
"Sebagian desa di Kecamatan Bojong pengairannya tergantung dari pintu air Sengkarang, Karanggondang, Karanganyar," kata dia.
Baca juga:Petani 2 Desa di Kabupaten Pekalongan Geruduk UPT Pengairan Karanganyar
Camat Bojong Farid Abdul Hakim, dikonfirmasi terpisah membenarkan jika sebagian sawah di Kecamatan Bojong mengandalkan airnya dari saluran irigasi yang bersumber dari Bendungan Padurekso, Karanganyar. Sehingga dengan pembangunan irigasi di Karanganyar yang belum selesai hingga saat ini ada beberapa sawah di Kecamatan Bojong terganggu suplai airnya.
"Yang bersumber dari irigasi arah Wangandowo terganggu dengan belum selesainya pembangunan irigasi di Karanganyar," terang dia.
Disebutkan, petani di utara jalan tol juga belum maksimal mengolah sawahnya. Pasalnya, saluran tersier ke area persawahan di wilayah itu terputus dengan adanya pembangunan jalan tol. Oleh karena itu, warga di utara jalan tol berencana mengalokasikan dana desanya untuk pembuatan sumur pantek dan embung.
"Desa-desa di utara jalan tol, saluran tersiernya susah karena terputus pembangunan jalan tol dulu. Banyak ngandalkan tadah hujan susah juga. Seperti Desa Karangsari, Sembungjambu, Babalan dan lainnya," ujar Farid.
Baca lagi:Irigasi Dibangun, Sumur Warga Dukuh Mlaten 1 Karangsari Pekalongan Mengering
Oleh karena itu, beberapa pemerintah desa di wilayah utara jalan tol mengalokasikan dana desanya untuk membuat sumur pantek. Agar area pertaniannya bisa mendapat pasokan air yang cukup.
"Desa-desa di utara jalan tol mengalokasikan dana desanya untuk pembuatan sumur pantek, bahkan ada yang berencana untuk membangun embung juga agar persoalan air ini bisa diatasi dengan baik," katanya.
Ditambahkan, persoalan pengairan ini kerap dilontarkan warga saat acara legenonan dan kegiatan lainnya di tingkat kecamatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: