Dinperpa Terus Berupaya Dorong Eksistensi Para Kelompok Tani di Kota Pekalongan

Dinperpa Terus Berupaya Dorong Eksistensi Para Kelompok Tani di Kota Pekalongan

Dinperpa dorong eksistensi para kelompok tani di Kota Pekalongan-FOTO-Istimewa

RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) setempat terus berupaya mendorong eksistensi para kelompok tani di Kota Pekalongan

Pasalnya dari 27 kelompok tani yang masih eksis hanya tersisa 24. Hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor mulai dari adanya alih fungsi lahan pertanian, terdampak banjir rob, dan sebagainya.

BACA JUGA:Berikan Rasa Aman di Bulan Ramadhan, Polres Pekalongan Tingkatkan Patroli Malam

Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan Dinperpa Kota Pekalongan, Muhyidin, melalui informasi yang dibagikan, menyebutkan bahwa ada tiga yang dinaungi atau didampingi oleh Dinperpa yakni Kelompok Tani Padi, Kelompok Petani Peternakan, dan Kelompok Wanita Tani (KWT) termasuk KRPL.

"Yang didampingi PPL yakni kelompok tani Padi dan wanita tani, untuk petani peternakan oleh Bidang Peternakan," jelas Muhyidin. 

BACA JUGA:Razia Miras di Bulan Ramadhan, Samapta Polres Pekalongan Amankan 18 Botol Miras di Warung Makan dan Swike

Lebih lanjut dijelaskan, bahwa terdapat 23 kelompok tani padi yang eksis di Kota Pekalongan sedangkan KWT paling baru ada di tahun 2021 ada 6 kelompok. 

"Jumlah anggota per kelompok tani rata-rata 35 orang begitu pula dengan KWT. Kendati demikian hanya ada 6 KWT di Kota Pekalongan yang masing-masing kelompok 35 orang," jelasnya. 

BACA JUGA:Bawa Sabu dalam Bungkus Rokok, Polo Warga Waru Lor Pekalongan Ditangkap Polisi

Menurutnya, KWT itu yang menentukan dan mendanai dari pusat. Sedang, masing-masing kabupaten atau Kota dapat alokasi sendiri.

"Ada 23 petani. Tadinya ada 27 karena wilayah kelompok ada yang lahannya habis kena rob alih fungsi semakin kesini tidak eksis," jelas dia. 

BACA JUGA:Dinkominfo Kab Pekalongan Studi Tiru Penerapan Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik di Kab Sukoharjo

Muhyidin menjelaskan, dari kegiatan kelompok tani setiap awal musim mulai dari berkumpul rutin untuk segera mengolah tanah, memilih varietas, menyusun RDK RDKK kebutuhan pupuk. 

"Di sini setahun meliputi 2 musim. Awal musim kami mengumpulkan para petani untuk mulai mengolah tanah secara serentak dan agar tak terlambat. Selain itu juga mendiskusikan kebutuhan pupuk," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: