Berkat Program Optimis, Akhirnya 33 KK Kampung Blangkon Solo Dapat Hunian Layak Gratis
Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana menyerahkan sertipikat tanah kepada warga penerima bantuan program Optimis, di Kota Surakarta Selasa, 30 Juli 2024.-istimewa -
SURAKARTA - Setelah bertahun-tahun tinggal berdampingan dengan makam yang terbengkalai dan di lingkungan kumuh, akhirnya sebanyak 33 kepala keluarga (KK) di Kampung Blangkon, Kelurahan Serengan, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta mendapatkan bantuan rumah layak huni.
Bantuan tempat tinggal layak huni itu merupakan hasil kolaborasi antara Pemrov Jateng dan Pemkot Surakarta melalui program Omah Panel Tingkat Milik Sejahtera (Optimis).
"Ini program kami, salah satu program dalam rangka program (pengentasan) kemiskinan, setiap unit ini terdiri dari rumah dua tingkat, ukurannya 4 x 6 meter," tutur Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana usai meninjau dan menyerahkan sertipikat tanah kepada warga penerima bantuan program Optimis, di Kota Surakarta Selasa, 30 Juli 2024.
Banyak pihak yang terlibat dalam penataan pemukiman kampung tersebut.
BACA JUGA:Gencarkan Gerakan Pangan Murah, Pemprov Jateng Terima Dua Penghargaan Bapanas Award
BACA JUGA:Pemprov Jateng Minta Verifikasi dan Validasi Data Kemiskinan Dipercepat
Pemkot Surakarta menyediakan lahan dan sarana prasarana umum, Pemprov Jateng membiayai pembangunan rumah, Baznas Jateng membantu pembuatan pondasi rumah, BPR/ BKK Surakarta menyediakan kredit mikro untuk pembiayaan tenaga padat karya dan finishing rumah.
Selanjutnya BPN yang membantu menerbitkan sertipikat tanah dan PLN yang menyediakan listrik.
"Jadi satu rumah ini habis totalnya sekitar Rp100 jutaan. Tetapi kalau kita kolaborasi, semuanya bisa," ucap Nana.
Nana berpesan, rumah yang sudah disediakan pemerintah, dirawat dengan baik dan tidak dijual. Pemerintah juga membantu pengembangan usaha masyarakat yang sebagian besar merupakan perajin blangkon.
"Akan kita buat galeri blangkon, sehingga kampung ini menjadi pusat belanja kerajinan. Kita doakan mereka akan lebih sejahtera daripada sekarang," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Provinsi Jateng, Arief Djatmiko menambahkan, penanganan pemukiman kumuh di lokasi tersebut sudah digagas sejak 2021.
Setelah berdiskusi dengan Pemkot Surakarta dan membentuk komunitas, diputuskan menerapkan konsep tuku lemah oleh omah.
"Ini varian baru dari program tuku lemah oleh omah, tapi tanahnya disediakan oleh Pemerintah Kota Surakarta," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: