3 Tradisi Rabu Wekasan di Pekalongan yang Memiliki Makna Menolak Bala dan Mempererat Silaturahmi!

3 Tradisi Rabu Wekasan di Pekalongan yang Memiliki Makna Menolak Bala dan Mempererat Silaturahmi!

tradisi Rabu Wekasan di Pekalongan-ilustrasi udik-udikan yang menjadi salah satu tradisi Rabu Wekasan di Pekalongan-instagram

Namun, tidak hanya membuang sial dan memperdekat rejeki, makna dari melakukan tradisi Rebo Wekasan ini  juga sebagai ajang untuk bertobat, menyucikan diri dari dosan, dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Tradisi Rebo Wekasan di Pekalongan

Berbicara mengenai tradisi Rabu Wekasan di Pekalongan sendiri ada berbagai macam. Biasanya di mulai di malam Rebo Wekasan atau selasa malam hingga pagi hari.

Di malam harinya, banyak orang melakukan sholat bala yang bertujuan untuk meminta perlindungan kepada tuhan untuk dijauhkan dari segala bala.

BACA JUGA:Semangat Perjuangan, Museum Batik Pekalongan Suguhkan Koleksi Pameran Batik Perjuangan

BACA JUGA:Diskon Motor Listrik hingga Puluhan Juta dari Yadea Spesial Merdeka Dari Polusi

Sholat Bala ini memiliki empat rakaat yang mana tiap-tiap rakaatnya membaca surat al-kautsar sebanyak 17 kali, al-ikhlas 15 kali, al-falaq 1 kali, dan an-nas 1 kali.

Tidak hanya itu saja, para umat muslin juga disunahkan untuk membaca surat Yasin, berdzikir, membaca doa, dan lainnya.

Meski pada dasarnya di dalam A-Qur’an dan hadits nabi sudah ditegaskan bahwa tidak ada hari atau bulan sial, namun tradisi ini masih berlangsung dari dulu sampai saat ini.

Tidak hanya melaksanakan sholat bala, di beberapa tempat biasanya banyak orang yang membuat bubur abang putih yang juga memiliki arti sebagai penolak bala.

BACA JUGA:Puluhan Peserta Ikuti Pelatihan di BLK, Upaya Pemkot Pekalongan Tekan Angka Pengangguran

BACA JUGA:Muhtarom-Mustofa Mendaftar Pilwalkot Pekalongan, Ratusan Relawan Mengantar hingga ke KPU

Jadi biasanya ketika kita melakukan sholat bala' di masjid, bubur abang putih atau bubur merah putih ini sebagai pelengkap dan dibagikan kepada jamaah selesai sholat. Lalu kemudian kita akan makan bersama sembari menunggu waktu sholat isya tiba. 

Untuk di Rabu paginya sendiri, biasanya warga Pekalongan melakukan satu tradisi unik yang bernama udik-udikan.

Udik-udikan sendiri merupakan tradisi yang mana merupakan tradisi menghaburkan uang di jalanan atau di depan rumah masinh-masing, lalu kemudian diperebutkan oleh warga sekitar yang berkumpul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: