Adaro, KLHK Hijaukan Menoreh dengan RHL

Adaro, KLHK Hijaukan Menoreh dengan RHL

Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Rehabilitasi Hutan Kementerian LHK Dyah Murtiningsih meninjau lokasi proyek RHL dan rehabilitasi DAS di Bukit Menoreh, di Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman, Kamis (19/9/2024).-istimewa -

MAGELANG - Perusahaan pertambangan batubara PT Adaro Indonesia bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) kembali melanjutkan program Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) di kawasan perbukitan Menoreh di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. 

Kali ini, RHL dikemas dalam sebuah acara bertajuk “Festival Collaboration for Sustainability”, dan digelar di Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman, Kamis (19/9/2024).

Hadir dalam kegiatan tersebut, Direktur Jenderal Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Rehabilitasi Hutan Kementerian LHK Dyah Murtiningsih, Direktur Operasional PT Adaro Indonesia Wahyu Sulistyo, Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, Kepala Dinas LHK Daerah Istimewa Yogyakarta Kusno Wibowo, Kepala Dinas LHK Jawa Tengah Widi Hartanto, serta Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang Adi Waryanto.

Pada kesempatan itu, Direktur Operasional PT Adaro Indonesia, Wahyu Sulistyo menuturkan, keberadaan perbukitan Menoreh sangatlah strategis. “Bukan hanya sebagai sumberdaya air alami, tetapi juga sebagai penopang ekonomi masyarakat lokal”, ujar Wahyu, disela-sela berlangsungnya kegiatan.

Dengan program RHL dan rehabilitasi DAS (Daerah Aliran Sungai) yang dijalankan Adaro bersama KLHK, lanjut Wahyu, keberadaan lingkungan di sekitar bukit Menoreh terbukti menjadi lebih baik. “Tanaman alternatif yang ditanam akan membantu mencegah erosi, pendangkalan tanah, serta memberikan keuntungan ekonomi bagi masyarakat setempat”, ia menambahkan.

Lebih lanjut Wahyu menjelaskan, dalam kurun waktu tiga tahun (2021-2023), Adaro telah berhasil merehabilitasi DAS seluas 512 hektar di 12 desa yang tersebar di dua kecamatan, yaitu Borobudur dan Salaman. Selain itu, program tersebut juga melibatkan 77 kelompok tani hutan, dan telah menanam sebanyak 213.025 bibit tanaman, terdiri dari 21 jenis bibit buah-buahan dan 4 jenis bibit konservasi.

Dengan pencapaian itu, menurut Wahyu, Adaro telah menjalankan peran pemenuhan kewajiban penanaman rehabilitasi DAS, sesuai dengan Keputusan Menteri LHK No. SK.5002/MenLHK-PDASHL/KTA/DAS.1/7/2021. 

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Hutan Kementerian LHK Dyah Murtiningsih mengharapkan, proyek RHL di bukit Menoreh dapat menjadi percontohan nasional untuk keberlanjutan pengelolaan hutan. 

“Proyek RHL di Menoreh menggabungkan penanaman pohon produktif dan pengelolaan agrowisata. Hal ini diharapkan bisa jadi contoh nasional dalam pengelolaan keberlanjutan hutan,” jelas Dyah Murtiningsih.

Selanjutnya, Dyah menekankan pentingnya dilakukan peningkatan kolaborasi antar semua pihak, termasuk pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk meningkatkan tutupan lahan, membangun menara air alami, serta mendukung ketahanan pangan dan pariwisata di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Borobudur.

“Rehabilitasi hutan dan lahan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab kita semua. Kegiatan ini adalah langkah awal untuk mengembalikan fungsi ekosistem dan mendukung ketahanan ekonomi masyarakat,” pungkasnya.(Jun)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: