Pandemi, Usaha Batu Bata Tetap Eksis

Pandemi, Usaha Batu Bata Tetap Eksis

BOJONG - Desa Duwet, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, sejak dulu dikenal sebagai daerah penghasil batu bata yang selalu menjaga kualitas mutunya. Saat ini ada sekitar 20 usaha batu bata yang tetap eksis meski di tengah pandemi Covid-19.

Salah satunya, yakni usaha batu bata yang telah turun temurun milik Mustaqim. Meski ada seikit penurunan permintaan, namun omset produksinya tetap normal saat ini.

"Saya buruh batu bata sudah hampir tiga tahun, dan saya bekerja di usaha batu bata milik Pak Mustaqim," ujar Hendra, satu dari dua karyawan Mustaqim.

Menurut dia, faktor cuaca justru berpengaruh penting terhadap usaha batu bata. Saat musim kemarau seperti saat ini, pasokan airnya sulit, tetapi proses penjemuran batu bata justru lebih singkat. "Di sini produksinya masih manual dan tradisional, mulai dari pencampuran tanah dengan air yang mana komposisi tanah sendiri meliputi tanah merah, sekam jerami dan juga pasir halus," terang Hendra.

Komposisi tanah tersebut dicampur dan diaduk sampai halus. Proses pengadukannya hingga enam kali, sampai halus sekali. "Setelah itu baru bisa dicetak menggunakan alat cetak kayu. Kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari, dilanjut proses penyusunan batu bata supaya tiris dari kandungan air biasanya hingga 3 hari lamanya kemudian tahap akhir pembakaran," jelasnya.

"Biasanya pembakaran ditunggu kalau bakarnya malam hari palingan pagi sudah bisa diambil. Masih alami semuanya menggunakan tungku kayu bakar," sambung Hendra.

Untuk harga, satu biji batu bata dijual Rp 700. "Sehari palingan saya bisa buat 500 biji, ini saya garap dari jam 6 hingga 4 sore. Kalau digabung dengan buruh yang lain di sini bisa sehari 1.000 biji batu bata dibuat tiap harinya di sini," tegas Hendra.

Hendra sendiri sebagai buruh pengrajin batu bata biasanya dikasih upah dengan sistem borongan artinya per 1.000 biji batu bata ia diupah Rp 180.000 ribu.

Di masa pandemi ini, meski permintaan akan batu bata sebagai bahan baku bangunan menurun, namun produksi usaha batu bata tetap berjalan. Bahkan, ada 20 an usaha batu bata di Duwet, dan semuanya masih berjalan.

"Untuk pesanan sendiri masih seputar lingkungan sini mba, saperti wilayah Bojong dan sekitarnya saja," lanjutnya. (ap3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: