Harga Cabai Rp 100 Ribu Perkilo, Pedagang Ayam Geprek di Pekalongan Kurangi Porsi Sambal

Harga Cabai Rp 100 Ribu Perkilo, Pedagang Ayam Geprek di Pekalongan Kurangi Porsi Sambal

Harga cabai yang tinggi berimbas pada pelaku usaha kecil seperti pedagang ayam geprek.-Hadi Waluyo-

KAJEN, RADARPEKALONGAN.CO.ID - Ketimbang menaikkan harga jualannya, Widi, pedagang ayam geprek di Kota Kajen, Kabupaten Pekalongan, memilih mengurangi sambal di ayam geprek andalannya.

Ia terpaksa mengurangsi porsi sambal lantaran harga cabai masih menggila. Meski beberapa hari ini harga cabai mulai menurun, namun harganya masih terbilang mahal.

Harga cabai yang sempat tembus di harga Rp 120 ribu perkilo untuk jenis cabai setan, saat ini turun di kisaran Rp 100 ribu perkilonya.

Lonjakan harga cabai ini tentu dikeluhkan pelaku usaha kecil, seperti pedagang makanan seperti Widi. 

Baca juga:Harga Cabai Meroket di Kabupaten Pekalongan, Harga Telur Berangsur Turun

Widi terpaksa mengurangi sambel dalam satu porsi ayam sambal geprek yang dijajakannya daripada harus menaikan harga per porsi.

"Harga cabai bikin pusing, melonjak dua kali lipat dibanding sebelumnya," keluh Widi, Selasa, 14 Januari 2025.

Ia berharap, harga cabai bisa segera turun. "Karena saya pedagang kaki lima, modalnya terbatas. Dengan harga cabai segitu bikin pusing," ucap Widi.

Sementara itu, salah satu pedagang di Pasar Induk Kajen, Winarti, mengatakan, harga cabai rawit setan mencapai Rp 100 ribu per kilo.

Untuk harga cabai rawit hijau Rp 60 ribu per kilo, dan untuk cabai rawit merah mencapai Rp 65 ribu per kilo.

"Harganya melambung tinggi, paling mahal cabai setan dengan harganya sampai Rp 100 ribu per kilogram," kata dia. 

Ia berharap, harga cabai bisa segera normal. Pasalnya, ia mengaku dengan tingginya harga cabai menyebabkan omsetnya menurun. 

Ditanya penyebab tingginya harga cabai, ia memperkirakan akibat faktor cuaca ekstrem yang membuat petani cabai gagal panen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: