Inovasi Olah Minyak Jelantah PKK Batang Raih Sorotan di Ajang ICS Award 2025
Inovasi pengelolaan minyak jelantah yang dijalankan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Batang mendapatkan apresiasi pada puncak gelaran Indonesia Corporate Sustainability (ICS) Award 2025.-Istimewa -
BATANG - Sebuah inovasi pengelolaan minyak jelantah yang dijalankan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten BATANG mendapatkan apresiasi pada puncak gelaran Indonesia Corporate Sustainability (ICS) Award 2025.
Program berbasis komunitas ini diajukan sebagai model nyata ekonomi sirkular yang berdampak langsung pada peningkatan ekonomi desa.
Acara yang diselenggarakan Olahkarsa bekerja sama dengan Association of Carbon Emission (ACEXI) tersebut berlangsung di Ballroom KEK Industropolis Batang, Senin 1 November 2025.
Ketua TP PKK Kabupaten Batang, Faelasufa Faiz, mengungkapkan bahwa program ini dirancang sebagai solusi atas tiga masalah utama: lingkungan, kesehatan, dan ekonomi.
BACA JUGA:Pemkab Batang Tegaskan Netralitas dan Profesionalitas ASN dalam Peringatan HUT KORPRI dan DWP
BACA JUGA:Dukung Wajib Belajar 13 Tahun, Faelasufa Faiz Dorong Pemerataan Kualitas Pendidikan PAUD di Batang
“Program ini hadir untuk menjawab keprihatinan akan pencemaran air dan tanah, mengurangi risiko kesehatan akibat penggunaan minyak jelantah berulang, serta menciptakan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat dan kas desa,” papar Faelasufa di Rumah Dinas Bupati Batang.
Dalam mekanismenya, warga mengumpulkan minyak jelantah ke posyandu atau titik pengumpulan terdekat. Minyak kemudian disetor kepada mitra pembeli, PT GML, dengan harga Rp7.000 per liter.
“Dari setiap liter, Rp5.000 langsung dinikmati warga, sementara Rp2.000 dialokasikan untuk kas PKK desa guna mendukung program pemberdayaan,” jelasnya.
Skema tersebut terbukti efektif menciptakan dampak ganda. Selain menambah pendapatan rumah tangga, program ini juga memicu pertumbuhan ekonomi sirkular di tingkat desa. Dana kas PKK digunakan untuk mendanai kegiatan sosial dan pemberdayaan perempuan.
Data terhitung Juni hingga November 2025 menunjukkan partisipasi aktif 141 desa berhasil mengumpulkan 3.922 liter minyak jelantah. Nilai ekonomi yang dihasilkan mencapai sekitar Rp27 juta, mencerminkan tingginya antusiasme masyarakat.
Tidak hanya dari aspek ekonomi, keberhasilan program juga diukur dari dampak lingkungan dan sosial. Faelasufa menyebut, lebih dari seribu warga telah mendapat sosialisasi pengelolaan jelantah. Program ini juga berhasil mencegah emisi setara 8 ton CO₂e.
“Atas capaian tersebut, inovasi PKK Batang terpilih ditampilkan dalam ICS Award 2025 sebagai percontohan praktik ekonomi sirkular berbasis komunitas,” tegas Faelasufa.
Dari sisi lingkungan, program ini berkontribusi signifikan mencegah pencemaran, karena minyak jelantah tidak lagi dibuang sembarangan. Minyak yang terkumpul kemudian diolah menjadi energi rendah karbon, mengubah limbah menjadi sumber energi bersih.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

