Disway award
iklan banner Honda atas

Edukasi Sejarah ke Pelajar, Wakil Ketua DPRD Jateng Dorong Sekolah Gelar Nobar Film Dokumenter ‘Batang Rewind’

Edukasi Sejarah ke Pelajar, Wakil Ketua DPRD Jateng Dorong Sekolah Gelar Nobar Film Dokumenter ‘Batang Rewind’

Wakil Ketua DPRD Jateng, M Saleh-Radar Pekalongan/Novia Rochmawati-

BATANG – Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Mohammad Saleh, mendorong para guru dan sekolah di Kabupaten Batang untuk menggelar nonton bareng (nobar) film dokumenter “Batang Rewind” sebagai media edukasi sejarah lokal bagi pelajar. Ajakan itu ia sampaikan usai menghadiri peluncuran film garapan komunitas Pegiat Literasi Batang di Aula Kabupaten Batang, Kamis (27/11/2025).

Saleh menilai karya tersebut bukan hanya tontonan, tetapi memiliki nilai pendidikan tinggi karena merangkum perjalanan sejarah Batang secara ringkas dan mudah dipahami generasi muda.

“Film ini bukan sekadar karya, tetapi mengandung muatan edukasi penting bagi generasi muda tentang sejarah Kabupaten Batang. Saya sangat mengapresiasi upaya ini,” ujar Saleh.

Batang Rewind merupakan film dokumenter kedua komunitas Pegiat Literasi Batang, setelah sebelumnya merilis “Mencari Jejak Mbah Rifaiyah”. Keduanya dapat diakses gratis melalui kanal YouTube mereka. Saleh berharap sekolah-sekolah memanfaatkan film tersebut sebagai pembelajaran alternatif.

“Saya berharap film ini disebarkan ke sekolah dan ditonton anak-anak. Guru bisa mengajak siswa nobar sebagai bagian dari pembelajaran sejarah lokal,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu, Saleh juga menegaskan perlunya fasilitas sejarah yang lebih layak. Menurutnya, kekayaan sejarah Batang kini membutuhkan ruang khusus berupa museum daerah.

“Kabupaten Batang sudah pantas memiliki Museum Batang untuk menyimpan, melestarikan, dan merawat peninggalan sejarah yang sangat banyak,” tegasnya.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Batang M. Faiz Kurniawan menyampaikan ide yang cukup mengejutkan: mengkaji kemungkinan mengalihfungsikan Rumah Dinas Bupati menjadi Museum Sejarah Batang.

“Tadi saya bisik-bisik, lagi saya kaji. Rumah Dinas Bupati kayaknya paling cocok dijadikan museum,” kata Faiz.

Menurut Faiz, rumah dinas yang dinilai terlalu besar untuk sekadar hunian dan berada di lokasi premium—tepat di depan alun-alun—akan jauh lebih bermanfaat bila diubah menjadi ruang literasi sejarah yang mudah dijangkau masyarakat.

“Lokasinya sentral, strategis, dan sangat dekat dengan aktivitas warga. Bagi saya, bangunan itu kegedean kalau hanya jadi tempat tinggal,” ujarnya.

Faiz menambahkan, film dokumenter seperti Batang Rewind memegang peran penting dalam menguatkan identitas dan kebanggaan daerah. Ia menyebutkan tiga manfaat utama dari edukasi sejarah berbasis audio-visual ini: memberikan literasi sejarah, menumbuhkan kecintaan terhadap daerah, dan meningkatkan kepercayaan diri masyarakat Batang.

“Semakin banyak masyarakat yang menonton, semakin banyak yang terliterasi dan semakin meningkat kepercayaan dirinya bahwa Batang punya sejarah besar,” ungkap Faiz. (Nov) 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: