Batang Kekurangan SLB, Banyak Anak Disabilitas Belum Tertampung di SLB
Bupati Batang M Faiz Kurniawan bersama Ketua TP PKK Batang, Faelasufa Faiz saat berfoto bersama siswa SLB Negeri Batang. -Radar Pekalongan/Novia Rochmawati-
BATANG – Keterbatasan fasilitas pendidikan bagi penyandang disabilitas kembali mencuat saat peringatan Hari Disabilitas Internasional 2025 di SLB Negeri Batang. Kabupaten Batang yang wilayahnya luas ternyata hanya memiliki satu SLB, dan kondisi sekolah tersebut kini sudah jauh melampaui kapasitas ideal.
Guru SLB, Moh Hikmat, menyampaikan bahwa kebutuhan layanan pendidikan khusus di Batang sangat besar, namun daya tampung sekolah tidak mampu mengimbanginya. Banyak anak disabilitas dari Kecamatan Bawang, Tersono, dan wilayah lain akhirnya tak bisa diterima setiap tahun.
"SLB di Batang hanya satu, sementara anak disabilitas cukup banyak. Kondisi ini yang membuat sekolah sangat kewalahan," ujarnya.
BACA JUGA:Permohon Cerai ASN di Batang Meningkat, Didominasi ASN Wanita
Kepala SLB Negeri Batang, Buntas Ernawati, menegaskan bahwa sekolah sudah tidak sanggup menampung seluruh pendaftar. Kekurangan ruang kelas, tenaga pendidik, dan sarana menjadi alasan utama.
“Setiap tahun ada anak yang terpaksa tidak diterima karena keterbatasan tempat, tenaga, dan fasilitas. Kondisi ini sudah sangat overload,” tegasnya.
Ia menjelaskan bahwa standar ideal untuk kelas 1 SD adalah maksimal lima siswa. Namun kenyataannya, satu kelas bisa diisi hingga lebih dari 10 anak. Total 304 siswa dari berbagai jenis disabilitas—tunanetra, tunarungu wicara, tunagrahita, tunadaksa, hingga autisme—harus berbagi ruang di sekolah yang sama.
Situasi tersebut mendapat perhatian langsung dari Bupati Batang M. Faiz Kurniawan. Menanggapi keluhan itu, ia berjanji menyiapkan aset Pemda untuk pembangunan SLB tambahan.
BACA JUGA:Dinkes Batang Catat 155 Kasus Baru HIV/AIDS Sepanjang 2025, Tiga Diantaranya Anak-Anak
“Nanti kita mapping aset Pemda di Limpung atau Bawang yang bisa diusulkan untuk SLB baru,” janji Bupati, membuka harapan bagi penambahan sekolah khusus.
Selain persoalan pendidikan, Bupati juga menyoroti aksesibilitas publik dan kesempatan kerja yang masih minim bagi warga disabilitas. Ia memastikan perbaikan fasilitas di lingkungan Pemda sudah berjalan dan akan diperluas.
Dalam isu ketenagakerjaan, Pemkab mengeklaim siap memanggil industri agar mematuhi regulasi pemenuhan kuota pekerja disabilitas. Saat ini dorongan awal ditetapkan 1%, sebelum menuju ketentuan penuh 2% sesuai aturan.
“Kami akan panggil semua industri untuk sosialisasi dan memastikan regulasi ini dijalankan,” tegas Faiz.
Ia juga menyatakan komitmen mendukung produk karya siswa SLB melalui belanja pemerintah serta promosi di kawasan wisata Batang.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

