RADARPEKALONGAN.CO.ID - Di era digital yang penuh dengan teknologi dan perangkat pintar, pendekatan pembelajaran yang melibatkan permainan tradisional menjadi cara inovatif untuk meningkatkan minat belajar siswa.
Salah satu contoh menarik datang dari Madrasah Salafiyah Ibtidaiyah (MSI) 05 Sampangan, Pekalongan, di mana guru kelas 3 berhasil memadukan permainan tradisional jamuran dengan materi matematika dasar.
Jamuran: Permainan Tradisional yang Edukatif
Permainan jamuran merupakan salah satu permainan rakyat Jawa yang dimainkan oleh sekelompok anak-anak dengan melingkar dan menyanyikan lagu “Jamuran Jamuran…”.
Dalam permainan ini, satu anak berdiri di tengah lingkaran dan memilih pemain lain berdasarkan kategori yang ditentukan dalam lagu.
Di MSI 05 Sampangan, permainan ini tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga diadaptasi untuk mengajarkan konsep matematika, seperti perkalian, pembagian, pengelompokan bilangan, dan pola bilangan.
Integrasi Jamuran dengan Pembelajaran Matematika
Proses integrasi dilakukan dengan cara mengganti lirik lagu jamuran dengan soal-soal matematika sederhana. Contohnya:
Jamuran jamuran, ya ge ge thok…
Yang bisa jawab 3 x 4, ayo cepat tunjuk tangan!
Siswa yang bisa menjawab akan maju ke tengah dan mendapatkan giliran menjadi pemimpin permainan. Dengan cara ini, siswa termotivasi untuk berpikir cepat dan berpartisipasi aktif.
Manfaat Pembelajaran Kontekstual
Menurut Ibu Rina, guru kelas 3 MSI 05 Sampangan, pendekatan ini terbukti efektif untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam pelajaran matematika.
“Anak-anak lebih antusias belajar karena mereka merasa sedang bermain, bukan belajar seperti biasa. Suasana kelas jadi hidup, dan mereka tidak merasa terbebani dengan angka-angka,” ujarnya.
Beberapa manfaat nyata dari metode ini antara lain:
- Meningkatkan partisipasi aktif siswa
- Membantu siswa memahami konsep abstrak secara konkret
- Mengembangkan kemampuan berpikir cepat dan logika matematika