Penurunan Stunting Di Indonesia Tahun Ini Turun
RADARPEKALONGAN.CO.ID - Per Mei 2025, penurunan stunting di Indonesia tahun 2025 menunjukkan hasil menggembirakan dengan prevalensi turun menjadi 19,8%.
Penurunan ini lebih baik dari target 2024 yang hanya sebesar 20,1% dan angka 21,5% pada 2023. Ini menjadi bukti nyata kemajuan positif dalam upaya perbaikan gizi balita nasional.
Namun, pemerintah masih menghadapi tantangan besar untuk menurunkan angka stunting hingga 18,8% pada akhir 2025 dan terus menurun ke 14,2% pada 2029 sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Penurunan sekitar 7,3 poin persen dalam lima tahun ke depan membutuhkan kerja keras, kolaborasi lintas sektor, dan strategi yang tepat sasaran.
Fokus Wilayah Prioritas untuk Penurunan Stunting
Pemerintah melakukan penanganan stunting di Indonesia yang lebih difokuskan pada enam provinsi dengan jumlah balita stunting tertinggi, yaitu:
- Jawa Barat
- Jawa Tengah
- Jawa Timur
- Sumatera Utara
- Nusa Tenggara Timur
- Banten
Sekitar 50% kasus stunting nasional berasal dari wilayah ini. Oleh karena itu, penurunan signifikan di daerah-daerah tersebut dapat mendorong penurunan nasional secara substansial.
Meski begitu, pemerintah juga tetap melakukan penanganan stunting pada daerah lainnya pada dinas kesehatan daerah di masing-masing provinsi.
Strategi Utama Penanganan Stunting di Indonesia
1. Intervensi Spesifik (30%)
Menargetkan anak dalam 1.000 hari pertama kehidupan (masa kehamilan hingga usia 2 tahun) dan ibu hamil.
Meliputi pemberian makanan bergizi, suplementasi mikronutrien (tablet tambah darah, vitamin), imunisasi, ASI eksklusif, dan pemantauan pertumbuhan balita secara rutin.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi kunci memastikan asupan gizi optimal bagi ibu hamil dan balita.
Peningkatan mutu layanan kesehatan ibu dan anak, termasuk pengukuran antropometri di Posyandu dengan alat yang memadai.
BACA JUGA:Tiga Kelompok ini harus Bebas Stunting, Ini Upaya yang Dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Batang