Radarprkalongan.co.id- Kota Pekalongan kembali meneguhkan posisinya sebagai pusat batik nasional melalui penyelenggaraan Pekan Batik Nusantara 2025, yang berlangsung pada 27 November–1 Desember 2025 di Kawasan Wisata Budaya Jetayu dan Museum Batik Pekalongan. Mengusung tema “Kemilau Batik Otentik Penggerak Ekonomi Negeri”, festival ini menjadi ruang pertemuan besar bagi pelaku budaya, industri kreatif, serta masyarakat yang ingin menyaksikan perkembangan terbaru sektor batik dan UMKM.
Sejak hari pembukaan, suasana Jetayu tampak semarak. Ribuan pengunjung memadati area expo, festival kuliner, serta panggung seni budaya yang beraktivitas dari pagi hingga malam. Berbagai stan batik dari dalam dan luar daerah menampilkan motif, teknik, dan inovasi terkini, sekaligus memperlihatkan bagaimana batik terus berkembang sebagai bagian dari industri kreatif nasional.
Salah satu agenda utama adalah Batik Nusantara Expo, yang memamerkan produk fashion batik, aksesori, hingga beragam kerajinan tangan. Expo ini juga menampilkan potensi daerah lain mulai dari produk unggulan, investasi, pariwisata, hingga layanan perbankan dan perguruan tinggi sehingga menciptakan ekosistem promosi yang lengkap dan saling terhubung.
Di sektor penguatan ekonomi kerakyatan, festival ini menampilkan pameran produk koperasi, Kopdes, dan Kopkel Merah Putih. Selain memperkenalkan produk, kegiatan ini membuka peluang kerja sama dan memperluas jejaring antar pelaku ekonomi kreatif. Di sela kegiatan, digelar pula Pelantikan Pengurus HIPMI Kota Pekalongan, menandai dukungan terhadap tumbuhnya wirausaha muda di Kota Batik.
Tak hanya industri, unsur budaya juga menjadi daya tarik utama. Gelar Seni Budaya menghadirkan berbagai pertunjukan tari dan musik yang menghidupkan suasana setiap sore. Sementara Festival Jajanan & Kuliner menyuguhkan makanan khas Pekalongan hingga jajanan kekinian yang banyak menarik pengunjung muda.
BACA JUGA:PKB Kabupaten Pekalongan Salurkan Bantuan Pakaian Baru untuk Korban Longsor Pandanarum Banjarnegara
Beragam lomba, seperti Reels IG Batik Expo, fashion show anak, hingga mewarnai motif batik tingkat PAUD, menambah interaksi masyarakat sekaligus mengedukasi generasi muda mengenai batik.
Antusiasme pengunjung tampak jelas dari ramainya area festival. Salah seorang pengunjung mengungkapkan ketertarikannya melihat keberagaman batik dari berbagai daerah. “Setiap stan punya corak yang berbeda. Menarik sekali melihat ciri khas masing-masing daerah dalam satu tempat,” ujarnya.
Pengunjung lain menambahkan bahwa festival ini menawarkan pengalaman lengkap. “Sambil melihat batik, kami juga mencicipi aneka kuliner kekinian. Suasananya ramai, tetapi tetap nyaman untuk dinikmati,” tuturnya.
Untuk meningkatkan partisipasi, panitia menyediakan doorprize elektronik harian bagi 100 pembelanja pertama dengan penukaran nota minimal Rp100.000. Program ini mendorong transaksi UMKM sekaligus menjadi bentuk apresiasi bagi pengunjung.
Puncak rangkaian kegiatan akan ditutup dengan Malam Penghargaan dan Penutupan, termasuk penentuan stand terbaik Pekan Batik Nusantara 2025.
Dengan akses gratis dan jam operasional 10.00–22.00, Pekan Batik Nusantara 2025 menjadi ruang apresiasi budaya sekaligus aktivitas ekonomi kreatif yang inklusif. Festival ini dengan jelas menunjukkan bahwa ragam batik dan kekuatan ekonomi kreatif dapat tumbuh berdampingan, memperkuat identitas Pekalongan sebagai Kota Batik Dunia. (Ap3)