"Soal pernikahan dini, kami sangat prihatin sehingga perlu kejar keras dengan menggandeng sejumlah pihak ntuk menyosialisasikan ke siswa sekolah atau anak anak usia sekolah," tuturnya.
Dampak dari pernikahan dini salah satunya adalah dapat menyebakan stunting atau gizi kronis pada anak. Lantaran masih berusia sangat muda, setelah menilah dan memiliki anak dikhawatirkan tak bisa memberikan perawatan dengan baik. Belum lagi ketika ada persoalan di dalam keluarga, daya pikir mereka masih sangat labil sehingga sering terjadi keributan rumah tangga.
Selanjutnya terkait kekerasan di sekolah, Fadia menegaskan supaya hal tersebut tidak terjadi di SMA yang ada di Kabupaten Pekalongan. Menurutnya, jika ada siswa yang mengalami bentuk kekerasan seperti itu maka yang bersangkutan menjadi minder dan dapat mengganggu saat mengikuti pelajaran di kelas.
"Misalkan di sini ada yang mengalaminya, saya minta anak ini perlu pendampingan sampai permasalahannya selesai," katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati juga memberikan informasi Pemerintah Kabupaten Pekalongan memiliki Balai Latihan Kerja (BLK) yang bisa bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Kabupaten Pekalongan. Sebab BLK memiliki berbagai macam pelatihan seperti pelatihan komputer, menjahit, bengkel dan lainnya secara gratis.
Selain itu, di Kabupaten Pekalongan lapangan pekerjaan juga masih terbuka luas setelah di wilayah itu telah berdiri pabrik-pabrik yang cukup besar dan masih membutuhkan pekerja kurang lebih 25 ribu orang.
Kegiatan diakhiri dengan foto bersama Bupati, siswa dan jajaran guru di SMAN 1 Bojong.(Yon)