BATANG - Melati menjadi salah satu komoditas dari Gringsing yang sukses menembus pasar ekspor. Meski belum eskpor secara mandiri, melati Asal Gringsing ini sudah menembus hingga Singapura, China, dan India.
Koordinator Penyuluh Pertanian BPP Kecamatan Gringsing, M Ariesna P menjelaskan, ada dua jenis hasil budidaya yang disiapkan, yakni melati premium dan melati karuk. Di mana untuk jenis premium inilah yang biasanya diekspor ke luar negeri.
"Yang premium harganya Rp50 ribu per kilo, sedangkan yang karuk Rp30 ribu. Biasanya yang karuk itu dibuat untuk nyekar, atau roncean kembang pengantin. Sedangkan yang premium diekspor ke luar negeri, bisa disuling jadi minyak, atau untuk upacara persembahan," ujar Ariesna.
Selain itu, melati juga banyak dibeli pabrik-pabrik pengolahan teh di Pekalongan dan Semarang, serta Banyumas. Untuk hasil produksi, setiap harinya untuk luasan tanah sekitar 2 ribu meter dapat menghasilkan 5-13 kilogram melati.
Salah satu petani, Muhajirin menyebut, saat ini hasil panen melati di kebunnya terbilang melimpah. Sehingga harganya di bawah normal. Jika cuaca tidak bersahabat dan hasil panen kurang, harga jual melati bisa tembus Rp300 ribu hingga 1 Juta.
"Saya pernah waktu itu bisa dihargai Rp 1 juta per kilogram. Karena memang stoknya sedikit, yang seharinya bisa panen 20 kilogram kalau cuacanya tidak mendukung hanya bisa menghasilkan satu kilogram saja. Biasanya itu di bulan Januari kalau sering hujan," imbuhnya. (nov)