RADARPEKALONGAN - Setiap umat muslim dianjurkan rutin memanjatkan doa berlindung dari akibat buruk maksiat sesuai sunnah atau yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Dampak maksiat luar biasa seperti menggelapkan hati, mengurangi rezeki, ditimpa musibah, ditimpa kehinaan hingga berkurangnya keberkahan usia.
Oleh karena itu, doa berlindung dari akibat buruk maksiat sesuai sunah ini bisa dijadikan amalan rutin tiap muslim. Agar dampak maksiat yang buruk bisa dihindari atas seizin Allah Ta'ala. Apalagi sebagai manusia biasa pasti tak luput dari maksiat dan doa.
Doa yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam ini mengandung makna seorang itu hendaknya selalu ada rasa khawatir dalam dirinya. Yakni khawatir atas akibat buruk dari perbuatan dosa dan maksiat yang dilakukannya.
Baca juga:Doa Meminta Rezeki dan Selamat dari Penyakit Sesuai Sunah Nabi
Jika perbuatan baik, selama dilaksanakan secara ikhlas dan sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, maka pasti diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dari Aisyah Radhiyallahu Anha, beliau berkata bahwasannya Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dahulu kalau berdoa membaca:
اللَّهُمَّ إنِّي أعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَمِلْتُ ومنْ شَرِّ مَا لَمْ أعْمَلْ
“Ya Allah sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada Engkau dari keburukan apa yang telah aku kerjakan dan dari keburukan yang belum aku kerjakan.” (HR. Muslim)
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhu, beliau berkata: “Termasuk doa yang dibaca oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam:
اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوالِ نِعْمَتِكَ، وتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ، وفُجَاءةِ نِقْمَتِكَ، وَجَميعِ سَخَطِكَ
“Ya Allah, sesungguhnya aku mohon perlindungan kepada Engkau dari lenyapnya nikmatMu dariku, dan terjadinya perubahan (sehingga lepas dari keselamatan), dan juga dari bencana/musibah yang datang dengan tiba-tiba, dan juga dari semua kemurkaanMu.” (HR. Muslim)
Baca lagi:Dzikir dan Doa Usai Shalat Fardhu Sesuai Sunah
Doa yang diajarkan oleh Nabi Alaihish Shalatu wa Salam di atas mengajarkan kita untuk selalu merasa kurang dalam amal perbuatan, khususnya dalam amal kebaikan dan ibadah.
Kita tidak boleh merasa paling taat atau paling baik. Sebab, itu bisa menunjukkan ujub terhadap diri sendiri. Sebaliknya, kita harus menyadari bahwa diri kita ini hina, dengan banyak memiliki dosa dan maksiat.