
RADARPEKALONGAN - Banyak manfaat penting vitamin B untuk ibu dan anak, dari kehamilan hingga menyusui. Saking pentingnya vitamin B dalam membantu dan menjaga kesehatan ibu dan bayi, maka asupan vitamin ini harus ada dalam pola makan sehari-hari.
Sebagaimana diketahui, kehamilan adalah salah satu periode paling penting dalam kehidupan seorang wanita. Selama masa ini, kebutuhan nutrisi ibu menjadi lebih tinggi daripada biasanya, dan salah satu kelompok nutrisi yang paling penting adalah vitamin B.
Vitamin B memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan ibu dan perkembangan bayi yang sedang dikandung. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan manfaat utama vitamin B untuk ibu selama kehamilan dan masa menyusui.
BACA JUGA:Kaya Manfaat, Ini Rekomendasi 5 Buah Kaya Vitamin K untuk Kesehatan Anda
Manfaat Vitamin B untuk Ibu dan Anak
1. Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi
Vitamin B kompleks, terutama vitamin B9 (asam folat), sangat penting selama masa awal kehamilan. Asam folat membantu mencegah cacat tabung saraf pada janin, yang dapat terjadi dalam minggu-minggu pertama kehamilan sebelum ibu menyadari bahwa dia hamil.
Konsumsi yang cukup dari asam folat dapat membantu memastikan perkembangan janin yang sehat.
2. Pencegahan Anemia
Anemia adalah kondisi yang umum terjadi selama kehamilan karena tubuh perlu menghasilkan lebih banyak sel darah merah untuk mendukung perkembangan janin.
Vitamin B12 dan B6, yang juga disebut sebagai kobalamin dan piridoksin, membantu dalam pembentukan sel darah merah dan dapat membantu mencegah anemia selama kehamilan.
3. Energi Tambahan
Masa kehamilan bisa sangat melelahkan. Kehamilan memerlukan energi ekstra dan vitamin B kompleks adalah bagian penting dari proses metabolisme energi tubuh. Mereka membantu dalam penguraian makanan menjadi energi yang diperlukan oleh ibu hamil.
4. Kesehatan Jantung
Selama masa kehamilan, risiko penyakit jantung meningkat. Vitamin B kompleks dapat membantu menjaga kesehatan jantung dengan mengontrol kadar homosistein dalam darah. Kadar homosistein yang tinggi telah dikaitkan dengan risiko penyakit jantung.