- Nafsu makan menurun.
- Kesulitan buang air besar.
- Mudah merasa kebas dan kesemutan.
- Mudah lupa.
- Demensia dan sulit berkonsentrasi.
Apa akibatnya bila lansia kekurangan vitamin ini?
Penelitian yang dilakukan oleh Eileen Moore, dkk, melaporkan bahwa kekurangan vitamin B12 pada lansia dapat menyebabkan percepatan pikun yang memicu munculnya penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson.
Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif yang ditandai dengan tremor, sendi kaku, dan gerakan melambat. Sementara itu, Alzheimer adalah penyakit neurodegeneratif yang ditandai dengan keluhan mudah lupa, terutama terhadap hal-hal yang baru saja dipelajari atau terjadi.
BACA JUGA:Mampu Jaga Saraf dan Tulang, Inilah Multivitamin yang Baik untuk Lansia agar Tubuh Tidak Sakit
Ketika gejala Alzheimer semakin parah, kondisi ini dapat menyebabkan pikun hingga tidak mampu lagi mengenali waktu, tempat, dan orang-orang di sekitarnya; hingga kesulitan berbicara, menelan, dan berjalan.
Kedua penyakit ini umum terjadi pada lansia yang kesulitan mendapatkan cukup vitamin B12 setiap hari. Lansia yang mengalami kesulitan menyerap vitamin B 12 atau menderita anemia pernisiosa juga cenderung mengalami kekurangan vitamin B12.
Selain itu, kekurangan vitamin B12 akan menyebabkan kekacauan dalam pengaturan produksi homosistein dan menyebabkan tingginya kadar homosistein. Homosistein adalah salah satu bentuk asam amino yang jika terakumulasi terlalu banyak di dalam tubuh akan menyebabkan kerusakan pada sistem saraf.
Semakin parah kekurangan vitamin B 12, semakin tinggi kadar homosistein dalam tubuh.
Kekurangan vitamin B 12 membuat lansia rentan terkena anemia dan gangguan jantung
Tidak hanya gangguan saraf, kekurangan vitamin B 12 juga dapat membuat lemas karena kekurangan darah. Karena untuk membentuk sel darah merah, tubuh membutuhkan asupan vitamin B12 yang cukup.
Namun jika kamu mengalami kekurangan vitamin ini, maka tubuhmu tidak mampu memproduksi sel darah merah. Akibatnya, kamu akan rentan terkena anemia.