Dan pemberontakan ini juga terjadi karena rasa cemburu Korah terhadap kedudukan Nabi Musa dan Nabi Harun.
Namun Allah SWT tidak tinggal diam. Dalam pemberontakan itu, Allah membelah bumi di mana kaum zalim itu berdiri, dan mengubur seluruh pemberontak bahkan rumah-rumah mereka.
Allah SWT juga mengirimkan pai yang membakar sisa orang Israil yang turut dalam pemberontakan ini.
Kisah Nabi Harun tetap berlanjut bersama Nabi Musa saat mereka beserta kaumnya dilarang memasuk area Kan’an. Dan pada akhirnya mereka tiba di salah satu gunung yang dikenal sebagai Gunung Hor.
Kala itu, atas perintah Allah SWT, Nabi Musa dan Nabi Harun mendaki gunung tersebut bersama putra Nabi Harun yang bernama Eleazar.
Di puncak gunung itu, Nabi Musa membantu Nabi Harun melepas bajunya lalu dipakaikan kepada sang anak, Eleazar.
Setelah itu, sesosok Malaikat mendatangi mereka untuk menjemput Nabi Harun.
Berita Nabi Harun yang meninggal di puncak gunung Hor mengguncang Bani Israil. Mereka begitu kehilangan sosok panutan dan terus menangisi kepergian Nabi Harun.
Nabi Harun wafat tepat setelah 40 tahun lepasnya Bani Israil dari tangan Firaun. Dan dipercaya bahwa makam Nabi Harun terletak di kawasan gunung Hor, dekat dengan Petra yang terletak di Yordania. (*)