Dalam metode thariqah muqassam, seseorang penghafal Al-Quran akan membagi hafalan pada beberapa bagian yang sesuai dengan makna lafadz ataupun kalimatnya. Hasil hafalan tersebut setelah itu dituangkan ke atas kertas serta diberi sub judul pada tiap bagiannya. Berikutnya bagian-bagian itu dihafalkan secara kumulatif serta digabungkan.
4. Khitabah
Pada tata cara khitabah, penghafal akan menulis terlebih dulu ayat-ayat Al-Quran yang akan dihafalkan. Sehabis itu, ayat tersebut dibaca sampai mudah serta benar, kemudian dihafalkan.
Erlin Rosalina dalam buku harian Pelaksanaan Tata cara Gabungan Wahdah serta Kitabah dalam Kenaikan Kompetensi Tahfidz Al-Quran menerangkan metode ini dinilai lumayan instan serta efisien karena tidak hanya membaca dengan lisan, menulis ayat-ayat membantu terjadinya pola hafalan dalam fikiran.
5. Sima’i
Metode sima’i dicoba dengan metode mencermati sesuatu bacaan misalnya dengan murottal. Sebab kerap mendengarkannya, ayat-ayat tersebut secara otomatis menempel dalam ingatan. Tata cara ini sesuai dipraktikkan kepada anak-anak yang masih di dasar usia serta belum memahami baca tulis Al-Quran.(*)