Imbas Proyek Irigasi Provinsi Molor, Musim Tanam Petani di Kabupaten Pekalongan Mundur 2 Bulan

Rabu 20-12-2023,21:22 WIB
Reporter : Hadi Waluyo
Editor : Dony Widyo

KAJEN,RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Imbas molornya proyek irigasi milik PSDA Provinsi Jawa Tengah di Desa Karangsari, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Pekalongan, musim tanam petani di beberapa desa di tiga kecamatan di Kabupaten Pekalongan mundur dua bulan. 

Jika musim tanam baru bisa dilaksanakan pada bulan Januari 2024, petani khawatir akan menghadapi kendala serangan hama dan penyakit tanaman.

Tofik, petani dari Desa Wiroditan, Kecamatan Bojong, Rabu, 20 Desember 2023, mengatakan, lahan sawah yang terdampak proyek irigasi di Desa Karangsari di wilayah Bojong diantaranya di Desa Wangandowo, Rejosari, Bojonglor, Bojongwetan, Duwet, Sumurjomblangbogo, Kalipancur, Bukur, Pantianom, dan Desa Randumuktiwaren. Luasnya, kata dia, sekitar 1500 hektare.

"Kami biasanya persiapan lahan di bulan November, dan Desember mulai tanam," kata dia. 

Baca juga:Memasuki Musim Hujan, Sebagian Petani di Kabupaten Pekalongan Belum Bisa Garap Sawah

"Kami rugi waktu mas, karena kalau musim penghujan, untuk tanam di bulan Januari atau Februari biasanya kendala penyakit dan hama lebih banyak. Namun semoga gak terjadi. Yang penting bisa tanam," lanjut dia.

Sementara itu, Kabid PSDA di DPU Taru Kabupaten Pekalongan, Budi Antoyo, dikonfirmasi terpisah membenarkan molornya proyek pembangunan DI Padurekso yang pelaksanaan pekerjaannya oleh PSDA Provinsi Jateng dampaknya cukup besar bagi petani di Kabupaten Pekalongan. 

Menurutnya, pada bulan Oktober kemarin semestinya sudah masuk musim tanam. Namun sampai saat ini, kata dia, sebagian wilayah di beberapa desa di Kabupaten Pekalongan belum tanam padi.

Salah satu daerah terdampak proyek itu ada di Kecamatan Bojong. Sebab, katanya, sawah di Bojong airnya dari daerah irigasi Sudi Kampir. Daerah irigasi ini sumber airnya berasal dari saluran sekunder Karanganyar atau bersumber dari DI Padurekso. 

Baca lagi:Petani 2 Desa di Kabupaten Pekalongan Geruduk UPT Pengairan Karanganyar

"Interkoneksi inilah yang mengakibatkan sebagian sawah di daerah Bojong seperti di Wangandowo, Bojongwetan, Legokclile, Randumuktiwaren, ada beberapa desa di Wangandowo ke bawah itu sebagian besar memang belum tanam kecuali Bukur, Pantianom, yang terkoneksi dengan Bendung Gembiro itu sudah tanam," terang Budi.

Selain di Bojong, kata dia, sebagian besar di wilayah di Wonopringgo yang sumber airnya hanya dari DI Padurekso juga belum bisa tanam. Karena menunggu proyek itu selesai.

"Kemarin proyek itu sudah diadendum, sudah perpanjangan. Informasinya terakhir itu Desember ini. Seharusnya perpanjangannya kalau ndak salah tanggal 19 sudah selesai, karena batasnya kan 50 hari kalender. Tapi kita ndak tahu ya di lapangan sudah selesai atau belum. Saya belum melihat," ujar dia.

Disinggung apakah PSDA Kabupaten Pekalongan pernah koordinasi dengan PSDA provinsi terkait dampak molornya proyek itu, ia menyatakan PSDA Kabupaten Pekalongan sudah beberapa kali melakukan komunikasi dengan PSDA provinsi. 

"Berkali-kali. Surat resmi kami sudah layangkan. Koordinasi secara face to face sudah kami laksanakan. Ya memang gimana itu ngikuti kontrak saja, karena dari PSDA prov juga ngikuti kontrak, dengan pemberian kesempatan kerja 50 hari kalender sehingga dilaksanakan sesuai kontraknya. Informasinya dari provinsi itu kena denda hampir 50 hari kalender," kata dia. 

Kategori :