KAJEN - Kementerian Agama Kabupaten Pekalongan menggelar pelatihan kewirausahaan bagi mualaf dan disabilitas dalam rangka Hari Amal Bhakti ke-78 Kementerian Agama.
Pelatihan kewirausahaan tersebut dibuka oleh Kepala Kemenag Kabupaten Pekalongan Imam Tobroni di Aula Kantor Kemenag Kabupaten Pekalongan, Kamis, 21 Desember 2023.
Hadir dalam pembukaan ini pembina forum keluarga disabilitas Kabupaten Pekalongan Witoni Andung Basuki dan Ketua Rumah Mualaf MUI Kabupaten Pekalongan KH Tajudin Shoreh. Hadir pula puluhan mualag dan penyandang disabilitas peserta pelatihan kewirausahaan.
"Kita hadirkan sekitar 50 peserta mualaf dalam pelatihan ini, dari sekitar 100 mualaf yang ada. Untuk disabilitas yang punya usaha, kita hadirkan 11 orang, bisa disabilitasnya atau orang tua yang ngurusi para disabilitas," ujar Kepala Kemenag Kabupaten Pekalongan Imam Tobroni, ditemui usai membuka kegiatan pelatihan itu.
Ia berharap, dengan program ini mereka akan terangkat dari sisi keagamannya sekaligus kemandirian usahanya. Menurutnya, Kemenag memiliki tanggung jawab meningkatkan pemahaman dan pengamalan keagamaan.
"Para mualaf adalah orang yang baru masuk Islam. Itu harus kita dorong sekaligus carikan media yang memiliki kekuatan di bidang keimanan, sekaligus pemahaman dan pengamalan di bidang keagamaan," kata dia.
Begitu juga para disabilitas. Menurutnya, disabilitas ini adalah salah satu kelompok rentan, sehingga harus mendapatkan perhatian.
"Kita memberikan perhatian agar keluarga yang dibangun ini memiliki ketahanan keluarga. Dengan adanya anggota keluarga yang disabilitas, ketahanan keluarganya harus kuat," ujar dia.
Dikatakan, salah satu upaya untuk memperkuat ketahanan keluarga ialah dengan meningkatkan pemahaman keagamaan mereka.
"Ini sekaligus dari UPZ (unit pengumpul zakat) Kemenag memfasilitasi bantuan bagi disabilitas dan mualaf yang memiliki usaha. Bantuan produktif sekaligus kita latih bagaimana kedepan mereka punya usaha yang bisa berkembang," kata dia.
Menurutnya, pelatihan untuk mereka akan dilaksanakan secara bertahap. Untuk tahap pertama, kata dia, akan membangun mental usaha mereka, merubah mindset usaha dari konsumtif ke produktif.
"Kita juga akan launching klinik bisnis santri. Program ini kerjasama dengan Kadin. Nanti kita koneksikan dengan para mualaf dan disabilitas," ujarnya.
Disebutkan, klinik bisnis santri ini merupakan program Kementerian Agama pusat untuk kemandirian pesantren. Santri harus didorong agar mereka punya tradisi wirausaha atau tradisi bisnis.
"Setelah menjadi santri, ia akan kembali kepada masyarakat dan di masyarakat mereka tidak gagap lagi menghadapi persoalan, terutama persoalan ekonomi," tandasnya.