KAJEN,RADARPEKALONGAN.DISWAY.ID - Sebuah alat berat eskavator terseret arus banjir di Kali Keruh di Desa Gembong, Kecamatan Kandangserang, Kabupaten Pekalongan, Minggu petang, 3 Maret 2024, sekitar pukul 17.30 WIB.
Detik-detik terseretnya eskavator ini disaksikan warga desa setempat. Bahkan, warga merekam momen itu melalui kamera handphone hingga akhirnya viral di media sosial.
Dahiri, warga Desa Gembong, Senin, 4 Maret 2024, mengatakan, eskavator itu didatangkan untuk memperbaiki Jembatan Kali Keruh di desa itu yang ambrol belum lama ini. Akibat hujan deras, debit sungai tinggi. Eskavator yang masih di sungai itu pun terseret arus sungai yang deras tersebut.
"Ada sopirnya, Alhamdulillah selamat. Hanya bergeser ke bawah jembatan," kata dia.
Kapolsek Kandangserang Ipda Slamet Riyadi, membenarkan adanya peristiwa itu dan sudah viral di media sosial. Terseretnya alat berat itu sendiri dikarenakan pada hari Minggu sore kemarin daerah Kandangserang diguyur hujan deras. Sehingga berdampak volume aliran Sungai Keruh di Desa Gembong meningkat dan meluap hingga ke pinggir sungai.
"Saat itu, alat eskavator milik DPU Kabupaten Pekalongan selesai dipakai untuk memperbaiki pondasi jembatan Kali Keruh yang menghubungkan Desa Karanggondang dan Desa Gembong akibat longsor beberapa waktu lalu. Alat berat ini diparkir di pinggir sungai, karena ditinggal oleh operatornya saat sungai meluap alat berat ikut terseret aliran sungai karena derasnya arus," kata Kapolsek Kandangserang.
Ipda Slamet menambahkan, kejadian tersebut viral di medsos dan videonya cukup menegangkan. Namun dalam peristiwa itu, tidak ada korban jiwa.
Kapolsek Kandangserang Ipda Slamet Senin pagi tadi kembali meninjau lokasi eskavator itu terseret arus. Menurutnya, alat berat tersebut masih tidak jauh dari lokasi Jembatan Kali Keruh, atau hanya bergeser sejauh 20 meter dari titik awal.
Sejauh ini masih diupayakan untuk dilakukan evakuasi menunggu dari pihak terkait. "Kami hanya mengamankan dari tontonan warga dikhawatirkan kemarin hujan deras agar tidak banyak warga yang berkumpul pada satu titik di pinggiran sungai supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan, misal area pinggiran sungai labil bisa longsor dan sebagainya yang dapat membahayakan warga yang menonton," katanya.