Saat ditanya, apakah hanya ada temuan satu caleg yang diduga penghianat, Andi mengungkapkan sedianya cukup banyak. Namun, yang lainnya, pihaknya kesulitan buktinya. Misal, di dapil III Kabupaten Pekalongan, ada caleg yang diduga membagikan gambar capres lain. Namun, pihaknya belum mendapatkan buktinya. Sementara yang sudah ditemukan buktinya baru satu itu yang di dapil IV.
“Ada banyak (temuan). Kita juga akan menyusun bukti-bukti dulu untuk penguatan. Kebetulan kita sudah menemukan satu yang tadi. Kalau yang caleg tadi, kita ada bukti berupa MMT yang dengan terang-terangan memasang gambar baliho caleg dan capres lain yang bukan usungan dari PDIP. Itu yang pertama,” ucapnya.
Yang kedua, masih menurut Andi, caleg tersebut juga berani menolak bantuan sembako murah dari tim Ganjar. “Alasannya, tidak jelas. Berkembang di masyarakat alasannya, karena konstituennya sudah condong ke (capres) 02,” ucapnya.
Terpisah, Ketua DPC PDIP Kabupaten Pekalongan, Riswadi, saat dihubungi melalui sambungan telponnya, menyampaikan apresiasi pada relawan sebagai bentuk kepedulian dengan partai. “Adanya aksi itu, akan kita tampung, akan kita sampaikan ke provinsi dan pusat,” terang Riswadi.
Namun, pihaknya meluruskan MMT caleg dengan capres yang diusung partai lainnya, ia menjelaskan tidak dalam satu MMT. “Terkait dugaan, itu tidak dalam satu MMT tapi ada gambar Prabowo dan sampingnya gambarnya Nurudin (celeg PDIP dapil IV), di lokasi yang sama,” katanya.
Di dapil tersebut, dikatakan Riswadi, perolehan suara caleg juga dibawah perolehan suara Ganjar-Mahfud. “Nurudin itu sekitar 6 ribu, dibawah perolehan suara capres nomor tiga (Ganjar-Mahfud) yang di dapil itu memperoleh suara 10 ribuan,” katanya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi adanya MMT gambar caleg dan capres yang diusung partai lainnya, caleg PDIP dapil IV Kabupaten Pekalongan nomor urut 3, Slamet Nurudin, membantah jika dirinya seorang penghianat. Ia mengungkapkan, MMT dibuatkan oleh warga setempat, yang secara kebetulan ikut mendukung dirinya namun mempunyai pilihan sendiri soal capres.
“Itu (yang buat) atas nama warga, Pak Sugiyanto, itu bukan pengurus PDIP, bukan tim pemenangan Pak Ganjar, hanya warga. Kebetulan mendukung saya. Terus dia mencetak MMT sendiri,” ucapnya.
“Buktinya ia nyetak sendiri, itu kan ada merk usahanya, itu RRA. Itu usaha dia sendiri. Dia minta file sama teman-teman yang bisa saya suruh nyetak, terus dicetak sendiri. Terus dia juga orangnya ngefans sama Prabowo, dia nyetak gambar Pak Prabowo juga, terus dia masang di rumahnya sendiri, di teras sendiri itu, dan enggak masang ke mana-mana,” jelas Nurudin.
Saat ditanya, apakah dengan kondisi saat ini, dirinya bisa terancam gagal dilantik, ia menegaskan tidak seperti itu. “Ya enggak mungkin lah, SK itu kan ibaratnya untuk caleg yang di daerahnya, PDIP kan ada zonasi, misal di zonasinya suara presiden kalah dengan suara sendirinya, itu bisa ditangguhkan. Lha sedangkan saya 15 desa suara saya 6551, suaranya Pak Ganjar 10 ribu sekian, banyak Pak Ganjar malah,” jelasnya.
Terkait perolehan suara di desanya, yang perolehan suaranya jauh lebih banyak suara dirinya ketimbang perolehan suara Ganjar-Mahfud, ia menekankan di dalam instruksi DPP menekankan zonasi bukan desa domisili.