BACA JUGA:Habib Hasyim bin Yahya Pekalongan, Kakek Habib Luthfi yang Terkenal Sangat Alim
Menurut cerita, mulanya keempat utusan Demak tersebut sudah mulai membangun masjid di daerah alas roban, bahkan para beliau sudah membangun pondasi dan sumur untuk keperluan wudhu.
Namun saat melakukan shalat istikharah, Kyai Maksum, Kyai Sulaiman, Kyai Lukman, dan Nyai Kudung mendapat petunjuk kalau daerah alas roban tersebut tidak akan ramai penduduk.
Alhasil para beliau memutuskan untuk pindah dan memutuskan untuk membangun masjid di daerah Pekalongan yang sekarang bernama Sapuro ini.
"Keempatnya (para pendiri) itu telah membuat pondasi masjid di Alas Roban itu dan juga sudah membuat mihrab, sudah membuat sumur. Setelah pondasi dibangun, biasa adat Jawa mengadakan acara istikharah (Shalat istikharah)," ujar K Dananir (Ketua Umum Yayasan Masjid Jami' Aulia' Sapuro), dikutip dari portal resmi Pemprov Jateng.
"Ternyata pada istikharah itu, keempat tokoh itu mendapatkan amanat, mendapatkan petunjuk bahwa di tempat tersebut tidak akan menjadi perkampungan. Maka dipilihlah ke Sapuro," imbuhnya.
Pada awal terbentuknya masjid itu bernama Masjid Galuh Rantai, namun pada tahun 1980 berganti nama menjadi Masjid Jami' Aulia' Sapuro, dikarenakan melihat sekitar masjid terdapat banyak makam aulia besar.
Banyak dari peziarah yang menyempatkan waktunya untuk melakukan i'tikaf di Masjid Aulia', selain suasananya yang menenangkan, diyakini masjid tersebut memiliki keberkahan karena pernah dipakai ibadah oleh banyak ulama, termasuk keempat pendirinya.
Di dalam masjid terdapat 4 tiang penyangga yang terbuat dari kayu, setiap tiangnya terdapat nama-nama pendiri Masjid Aulia'.
BACA JUGA:KH Syafi'i Pringlangu: Perjuangan KH Syafi'i bersama Masyarakat Pekalongan dalam Mengusir Penjajah
Majid Aulia' Sapuro juga memiliki muskhaf Al-Qur'an berukuran raksasa yang berisi surat-surat pada juz ke-30.
Itulah sekelumit tentang sejarah masjid tertua di Pekalongan. Semoga bermanfaat.(*)