KAJEN,RADARPEKALONGAN.CO.ID - Untuk mengembangkan budidaya lebah madu klanceng di Desa Mendolo Kecamatan Lebakbarang Kabupaten Pekalongan, tim Magister Penyuluhan Pertanian Unsoed lakukan pendampingan petani lebah madu di desa pinggiran hutan tersebut.
Tim Magister Penyuluhan Pertanian Unsoed diantaranya menyelenggarakan fokus grup diskusi (FGD) pengembangan lebah madu klanceng di Desa Mendolo. FGD ini dihadiri oleh Cabang Dinas Kehutanan Wilayah IV Pekalongan, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pekalongan, Yayasan Swara Owa, Pemerintah Desa Mendolo, Kelompok Tani Hutan Podo Dadi, LMDH Moro Sugih, petani budidaya lebah madu klanceng, dan pemburu madu klanceng.
Tim Magister Penyuluhan Pertanian Unsoed terdiri dari Dr. Lilik Kartika Sari selaku koordinator program studi, beserta dengan dosen magister penyuluhan pertanian, diantaranya Mochmad Sugiarto, PhD., Dr. Endang Hilmi, Prof. Muslihudin, dan Dr. Rahab.
Doktor Lilik Kartika Sari menyampaikan optimismenya dengan adanya penyuluhan dan pendampingan yang sudah dilakukan akan mampu meningkatkan jumlah petani yang melakukan budidaya lebah madu klanceng di Desa Mendolo.
Baca juga:Budidaya Lebah Madu Klanceng
FGD itu sendiri menghasilkan beberapa rekomendasi. Diantaranya, pengembangan budidaya lebah madu klanceng di Desa Mendolo dengan cara meningkatkan keberadaan dan fungsi demplot budidaya lebah madu klanceng, meningkatkan ketersediaan pakan lebah, dan meningkatkan modal petani dengan meningkatkan bantuan dari pemerintah, CSR serta sumber lainnya.
Direktur Pasca Sarjana Unsoed, Prof. Imam Widhiono, dalam kunjungannya ke Desa Mendolo Kecamatan Lebakbarang Kabupaten Pekalongan mengatakan siap untuk menampung produksi lebah madu klanceng yang dihasilkan dari budidaya lebah madu klanceng di Desa Mendolo.
Tentu hal ini mendorong semangat petani lebah madu klanceng di Desa Mendolo untuk melakukan budidaya lebah madu klanceng. Sebagaimana diketahui, Desa Mendolo merupakan salah satu pusat budidaya lebah madu klanceng yang sedang berkembang di Kabupaten Pekalongan.
Saat ini sudah ada 25 petani yang melakukan usaha budidaya lebah madu klanceng. Koloni lebah madu klanceng yang dibudidayakan sudah mencapai ratusan stup lebah madu klanceng.
Menurut Eko Prasetyo, salah satu mahasiswa Magister Penyuluhan Pertanian Unsoed yang berprofesi sebagai penyuluh kehutanan di CDK Wilayah IV Pekalongan, Sabtu, 6 Juli 2024, dalam satu tahun petani dapat memanen madu klanceng sebanyak empat kali. Dalam sekali pemanenan, satu stup lebah madu klanceng Itama dapat menghasilkan madu sebanyak satu botol sirup.
"Dalam satu tahun, satu stup lebah madu klanceng dapat menghasilkan madu sebanyak empat botol. Dengan harga Rp 200.000 per botol, maka satu stup lebah madu klanceng dapat menghasilkan penghasilan sebanyak Rp 800.000," kata dia.